Rabu, 09 Agustus 2017

Doa Senjata NoRIBA

Pegang yang kuat.
Ini senjata untuk para Agen NoRIBA....

Perang perlu senjata.
Senjata apakah yang kita perlukan untuk memenangi peperangan melawan riba? Doa. Itulah senjata orang-orang beriman.


ادْعُونى أَستَجِب لَكمْ

“Berdoalah kepada-Ku, pasti Aku ijabah doamu.” (Al-Mukmin: 60)

Tidak peduli seberapa besar utang riba yang menjerat. Berdoalah kepada Allah, minta dibebaskan.
Tidak peduli apa masalah yang sedang dihadapi. Berdoalah kepada Allah, minta diselesaikan.

Marketing Kampoeng Kurma ingin mencapai target penjualan 100 kavling perbulan? Berdoalah kepada Allah.
Agen NoRIBA ingin melebarkan jalur distribusi produk-produk Noriba? Berdoalah kepada Allah.
Seorang istri ingin mendapatkan uang belanja berlebih dari suaminya? Berdoalah kepada Allah.
Ingin tagihan utang cepat terbayar? Berdoalah kepada Allah
Bahkan butuh garam sekalipun. Berdoalah kepada Allah.
Mau nikah (lagi) ? Berdoa.

Apa doanya mas?
Sudah cape berdoa mas, tapi belum dikabul juga.
.....
Iya,paaakk... slm.ini udah berdoa dan amal, mgkn Allah msh uji kesabaran kami aja😁😊😊
Mhon doa,ny paaakk biar bs sbar dgn smua ujian dn Allah segera sdahi ujian ini dgn kebrkahan rezeki🙏

Kadang kita engga PeDe, minta orang lain yang mendoakan untuk kebutuhan kita sendiri.

The Man Behind The Gun.
Senjata sehebat apapun tidak berguna di tangan yang salah.
Dan sebaliknya, meski hanya sebilah bambu runcing, rakyat Indonesia mampu mengusir penjajah. Dulu, dalam catatan sejarah kita.

Jadi ini penting diperhatikan.
Siapakah yang berdoa?

Banyak teks doa yang bisa dicopas. Tapi mustajabah nya belum tentu sama bagi setiap orang.
Ayat yang sama dibaca belum tentu berdampak sama.

Saya pernah melihat seseorang baca ayat-ayat ruqyah. Dampaknya, orang yang kerasukan jin berteriak dan meronta. Mungkin jin di dalam tubuhnya terbakar.
Ayat-ayat yang sama saya baca pada kesempatan lain. Tapi engga berdampak apa-apa. Beda orang.

Segelas air putih eh air bening yang dibacakan Al-Fatihah berdampak menyembuhkan. Kalau saya yang baca belum tentu. Ayatnya sama tapi pembacanya berbeda.

Jadi bagaimana supaya doa kita makbul?

Mari kita perhatikan ayatnya:

Allah swt berfirman:

وَ إِذَا سأَلَك عِبَادِى عَنى فَإِنى قَرِيبٌ أُجِيب دَعْوَةَ الدَّاع إِذَا دَعَانِ فَلْيَستَجِيبُوا لى وَلْيُؤْمِنُوا بى لَعَلَّهُمْ يَرْشدُونَ

“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengijabah doa orang yang bedoa bila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaknya mereka memenuhi (seruan)Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam bimbingan.” (Al-Baqarah: 186)

Jika doa tak kunjung terkabul, mari kita jawab pertanyaan ini:

1. Apakah kita yakin Allah berada sangat dekat dengan kita?

Tak ada jarak ataupun dinding pemisah antara kita dengan Allah. Sangat dekat. Lebih dekat daripada hati kita sendiri. Lebih dekat dari urat leher kita sendiri.

وَ نحْنُ أَقْرَب إِلَيْهِ مِنكُمْ وَ لَكِن لا تُبْصِرُونَ

“Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat.” (Al-Waqi’ah: 85)

وَ نحْنُ أَقْرَب إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

“kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qaaf: 16)

وَ اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يحُولُ بَينَ الْمَرْءِ وَ قَلْبِهِ وَ أَنَّهُ إِلَيْهِ تحْشرُونَ

“Ketahuilah sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya.” Al-Anfal: 24)

Doa tak terkabul karena prasangka buruk kita kepada Allah. Kita merasa jauh dari Allah. Maka Allah tegaskan dalam firmannya: "Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku adalah dekat."

Mengapa kita merasa jauh dari Allah? Karena dosa. Perbuatan dosa lah yang membuat rasa jauh tersebut.

 وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Huud : 52)

Allah berada sangat dekat. Tapi kitalah yang berpaling darinya. Dengan berbuat dosa, kita menjauh darinya.

إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُونَ

Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (QS Yunus : 17)

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS An-Nuur : 31)

Sebagai senjata, doa menjadi tumpul jika pendoanya tidak bertobat.

وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun" (QS Al-Anfaal : 33)

Orang yg bertaubat meraih kecintaan Allah. Cinta inilah yang kembali mendekatkan kita kepada Allah.

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (QS Albaqoroh : 222)

Cinta tak membuat jarak.
Cinta lah yang membuat semua permintaan terkabul. Bahkan Cinta lah yang membuat kita menerima apa yang tidak kita minta dalam kata. Dalam Cinta, semua bahasa tubuh adalah permohonan penuh harap.
Mengucap....
Berbisik lirih....
Mendekat hening...
Cinta memahami semua bahasa, meski hanya isyarat.

وَ إِذَا سأَلَك عِبَادِى عَنى فَإِنى قَرِيبٌ أُجِيب دَعْوَةَ الدَّاع إِذَا دَعَانِ

“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengijabah doa orang yang bedoa bila ia berdoa kepada-Ku....." (Al-Baqarah: 186)

Maka,
Saat kita berdoa....
Apakah kita merasa dekat kepada-Nya?

Hanya Cinta yang mampu menjawabnya......
Karena hanya dengan Cinta lah kedekatan itu terasa.
Karena hanya dengan Cinta lah kita mampu menangkap jawaban sehalus apapun dari Dia Al-Lathief, Allah yang Maha Lembut.

أُجِيب دَعْوَةَ الدَّاع إِذَا دَعَانِ

“Aku mengabulkan doa orang yang bedoa bila ia berdoa kepada-Ku....." (Al-Baqarah: 186)

Perhatikan bahasanya,

أُجِيب aku mengabulkan
Menggunakan fiil  mudhori (kata kerja untuk waktu sekarang dan akan datang)

Jadi saat kita berdoa, proses pengabulan doa sedang bekerja saat itu juga dan terus bekerja sampai terwujudnya hasil.
Bisakah kita merasakan itu?
Bisakah kita merasakan jawaban: bahwa Allah sedang membimbing kita mewujudkan apa yang kita minta dalam doa.

Perhatikan ujung ayatnya,

فَلْيَستَجِيبُوا لى وَلْيُؤْمِنُوا بى لَعَلَّهُمْ يَرْشدُونَ

“.....Maka hendaknya mereka memenuhi (seruan)Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam bimbingan.” (Al-Baqarah: 186)

Dibimbing dalam hal apa?
Untuk mewujudkan doa, kita dibimbing memahami hakikat permasalahan yang terkandung dalam doa yang kita panjatkan. Misalnya memohon untuk menyembuhkan orang yang sedang sakit, bukan untuk menghidupkan orang yang sudah mati. Tapi sekiranya ia mengetahui hakikat permasalahannya pasti doanya diijabah seperti doa para Nabi untuk menghidupkan orang mati.

Nah misalkan kita berdoa untuk kebutuhan di bawah ini:

ingin mencapai target penjualan 100 kavling perbulan?
ingin melebarkan jalur distribusi produk-produk Noriba?
ingin mendapatkan uang belanja berlebih dari suaminya?
Ingin tagihan utang cepat terbayar?
Ingin nikah (lagi) ?

Hakikat permasalahan apa yang perlu dipahami supaya semua keinginan tersebut terkabul dalam doa?


Kita sambung nanti ya....
Insya Allah aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar