Kamis, 26 Mei 2016

Mudah Hafal Alquran, Ini Rahasianya

‎Saya akan buktikan bahwa menghafal Alquran itu mudah, tapi pasti banyak yang membantah, karena begitulah kabar dari Al-Kahfi bahwa umat akhir zaman memang paling banyak membantah.

 ((( Surat Al-Kahfi ini jadi pegangan bagi penggerak ekonomi akhir zaman bagaimana harus bersikap )))

 Nah, ceritanya ada yang nanya,

 "Pa tris jualan Al-Quran yang katanya mudah menghafal?"

 Iya, 1 hal bisa hafal 3 jam.

 "Apa pa tris sudah membuktikan?"

 ???? Terus kapan saya jualannya?

 Ya, saya cukup percaya dengan pakar Alquran yang menyusun metodenya

 Saya percaya kalau beliau bilang ini sudah diuji cobakan.

 Saya percaya. Sebab, Ustadz H. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc, Al-Hafidz bertindak selaku konsultan ahlinya

 Apakah kamu juga percaya?

 Kalau susah mempercayai seseorang, langsung saja percaya kepada ayat-Nya

 "Ar-Rahman, Dialah yang mengajarkan Al-Quran" #Inspirasi_Qs.55:1-2

 Bagaimana Allah mengajarkan Al-Quran kepada manusia? Bagaimana metodenya?

 Perhatikan ayat-ayat selanjutnya, masih disurat yang sama. Mana yang paling kamu ingat?

 Ya, benar! Itu ayat yang paling kita ingat dalam surat Ar-Rahman !!

 فباي الاء ربكما تكذبان

 “Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?”

 Mengapa kita bisa ingat tak terlupakan lagi selama-lamanya?

 Karena diulang-ulang.

 Sekali lagi,

 Karena ayat itu diulang-ulang.

 Apa perlu saya ulangi lagi?

 Coba perhatikan lagi,

 Ayat ini juga disampaikan dengan berulang-ulang supaya kita juga ingat, apa yang perlu dingat? Perhatikan ayatnya,

 Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? #Inspirasi_Qs.54:17, 22, 32, 40

 Ingat,
 Allah telah memudahkan Alquran untuk dipelajari.

 Info tersebut disampaikan berulang-ulang, sebanyak 4 kali dalam surat yang sama! Supaya kamu ingat.

 Tetapi,
 mengapa kamu membuatnya jadi ribet?
 mengapa kamu membuat Alquran jadi tak terjangkau?

 Contoh lain lagi,

 Mengapa kita hafal surat Al-Fatihah? Apakah ada yg lupa setelah menghafal Al-Fatihah?

Sebab,
Al-Fatihah dibaca berulang-ulang
Makanya disebut Assab'ul matsani

"Hadeuh Pa Tris, saya ini lagi pusing menghadapi hutang dan riba bagaimana bisa mengulang-ulang Alquran?"

(Hhmm.. Membantah lagi)

Justru semakin sering mengulang-ulang membaca ayat, pusingnya jadi reda, jadi TENANG.

Alquran sudah bilang,
..............

Ah, pasti kamu lebih percaya kalau motivator yang bilang,
"Hadapi dengan TENANG."
T = Tuhan
E = Endapkan
N = Negosiasi
A = Action
N = .......
G = ......

(Engga enak saya membocorkan resepnya, ikuti saja seminarnya)

Nah,
mengulang-ulang baca Alquran itu bikin tenang. Sudah itu hafal tak terasa. Jika masalah datang dimana saja kamu berada, ulangi saja ayat-ayat Allah, dalam dadamu, engga usah ribet belum wudhu lah, karena Alquran sudah berada dalam dadamu. Itu yang membuat hidup menjadi damai.

Tapi....
Tak ada perintah menghafal Alquran...

Ya sudahlah benar apa kata Al-Kahfi

Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan BERULANG-ULANG kepada manusia dalam Al-Quran ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah #Inspirasi_Qs.18:54

Umat akhir zaman sudah tak pandai melihat apa yang tak terlihat karena hobi saling membantah.

Ayat ini (15:9) membuat Alquran terpelihara, termasuk oleh para penghafal Alquran. Mereka ikut serta memelihara Al-Quran dalam dada mereka.

Barangkali kamu bisa ikut serta memelihara Alquran sesuai kapasitas yang Allah berikan kepadamu.

Baca saja berulang-ulang, meski kalimatnya sama tapi makna dan pengalaman yang diperoleh akan berbeda. Barangkali kapasitas kamu memang bukan sebagai penghafal Alquran, tetapi dengan mengulang-ulanginya kamu akan mendapatkan Alquran sesuai dengan apa yang dimudahkan untuk mu. Ini saya tidak menjelaskannya, iman harus dibuktikan sendiri, bukan ikut-ikutan testimoni orang lain.

Sudah sampai di sini saja.

"Terakhir mas tris, rahasia mudah menghafal kan pada seringnya diulang-ulang, kalau begitu tidak harus pakai Al-Quran Al-Hafidz dong?"

Ya silakan saja,
Tapi saya menemukan solusi atas problem besar menghafal Alquran. Dalam Al-Quran Al-Hafidz ada kunci rahasia di sebelah kanan atau kiri setiap halamannya, sehingga kita mudah menyambung awal ayat dan ujung ayat. Tengahnya pasti hafal kalau awal ayatnya diingatkan. Ujung ayat pun sering ketukar. Maka perlu kunci rahasia ini.

End.


Jumat, 20 Mei 2016

Generasi Alquran Yang Unik

Dakwah Islamiyah telah melahirkan satu generasi manusia, generasi sahabat Rasulullah SAW, Ridhwanullahi alaihim. Yaitu suatu generasi yang paling istimewa di dalam sejarah Islam dan sejarah kemanusiaan lainnya.

Generasi itu tidak pernah muncul dan timbul lagi sesudah itu, walaupun terdapat juga beberapa pribadi dan tokoh tertentu di sepanjang sejarah, tetapi tidaklah lahir lagi segolongan besar manusia, di satu tempat yang tertentu pula, seperti yang telah muncul dan lahir di dalam generasi pertama dakwah ini.

Ini adalah satu fakta dan kenyataan yang tak terbantahkan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai tertentu yang perlu kita perhatikan dan renungkan dengan sungguh-sungguh, agar dapat kita menyelami rahasianya.

Al-Quran yang menjadi sumber dakwah ini masih berada bersama-sama kita. Hadis Rasulullah SAW dan petunjuk-petunjuk perjalanan hidup dan sirahnya yang mulia itu juga masih ada di samping kita. Keduanya juga telah ada bersama-sama dengan generasi yang terdahulu itu, tidak hilang oleh perjalanan sejarah dan tidak lapuk oleh perkembangan zaman; hanya diri Rasulullah SAW saja yang tidak lagi bersama kita sekarang. Inikah rahasia perbedaan antara generasi sahabat dengan generasi kita saat ini?

pemesanan hub 0896 3893 2008


Allah SWT telah memberikan jaminan untuk memelihara Al-Quran, dan telah mengetahui bahwa dakwah ini harus terus tegak selepas zaman Rasulullah SAW. Setelah membuahkan hasil yang baik; lalu diwafatkan-Nya Rasulullah SAW setelah 23 tahun beliau menjalankan tugas dakwah dan menyampaikan tugas kenabian. Allah SWT akan tetap memelihara agamaNya ini hingga ke hari kiamat. Dengan demikian, maka ketiadaan diri Rasulullah SAW itu tidak boleh dijadikan jawaban atas kegagalan dakwah di zaman ini.

Pasti ada sebab lain yang membedakan antara generasi kita dengan generasi sahabat Rasulullah saw. Mari kita lihat pada sumber rujukan generasi pertama itu. Mungkin
sesuatunya telah berubah. Kemudian kita lihat pula kepada program dan jalan yang telah dilalui mereka, barangkali ada sesuatu yang berlainan dengan kita.

Sumber pokok yang dijadikan rujukan oleh generasi pertama itu ialah Al-Quran, hanya Al-Quran saja. Hadis Rasulullah SAW dan petunjuk-petunjuk beliau adalah semata-mata merupakan penafsiran kepada sumber utama itu. Ketika `Aisyah Radhiallahu’anha ditanya mengenai perilaku dan perjalanan hidup Rasulullah SAW maka beliau menjawab: “Perilaku dan perjalanan hidup beliau [Rasulullah SAW] itu ialah Al-Quran” (Hadis riwayat Nasai)

pemesanan hub 0896 3893 2008 (sms/wa)


Hanya Al-Quran sajalah yang menjadi sumber panduan mereka, perjalanan hidup dan gerak-gerik mereka. Ini bukanlah karena umat manusia di zaman itu tidak punya peradaban, tidak punya kebudayaan, tidak punya pelajaran, tidak punya buku karangan dan tidak punya kajian!

Sekali lagi tidak! Karena sebenarnya di zaman itu telah ada peradaban dan kebudayaan Romawi, buku-buku dan undang-undangnya, yang telah dan masih diikut dan dijadikan panduan oleh orang-orang Eropa sampai hari ini. Di sana juga telah wujud peninggalan peradaban Yunani (Greek), ilmu mantiknya, falsafah dan keseniannya, yang juga masih menjadi sumber pemikiran Barat hingga sekarang; malah di sana juga telah wujud peradaban Parsi, keseniannya, sajaknya, syair dan
dongengnya, kepercayaan dan sistem perundangannya, serta peradaban lain,
seperti India, China.

Romawi dan Parsi berada di sekeliling semenanjung Arab, baik di utara maupun di selatan. Ditambah lagi agama Yahudi dan Nasrani yang telah ada di tengah-tengah semenanjung itu sejak berapa lama.

Jadi bukanlah faktor kekurangan peradaban dan kebudayaan duniawi yang menyebabkan generasi pertama itu merujuk kepada Kitab Allah (Al-Quran) saja
dalam masa pertumbuhan mereka, tapi justeru karena “planning” yang telah ditentukan dan program yang telah diatur.

pemesanan hub 0896 3893 2008 (sms/wa)


Dalil yang terang atas keadaan ini ialah kemurkaan Rasulullah SAW ketika beliau melihat Sayyidina Umar bin Al-Khattab R.A. memegang sehelai kitab Taurat. Melihat keadaan ini beliau pun bersabda: “Demi Allah sekiranya Nabi Musa masih hidup bersama-sama kamu sekarang ini, tidak halal baginya melainkan mesti mengikut ajaranku.” (Hadis riwayat Al-hafidz Abu Ya’la dari Hammad dari Asy-sya’bi dari Jabir)

Yang demikian maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa Rasulullah SAW, bermaksud dan mengarahkan supaya sumber panduan dan pengajaran generasi pertama itu, dalam peringkat pertumbuhan mereka, hanya terbatas kepada kitab Allah (Al-Quran) saja supaya jiwa mereka menyatu dengan programNya yang tunggal itu. Karena itulah beliau murka melihat Umar bin Al-Khattab R.A. mencoba mencari panduan lain selain Al-Quran.

pemesanan hub 0896 3893 2008


Rasulullah SAW bertujuan membentuk satu generasi yang bersih hatinya, bersih pemikirannya, bersih pandangan hidupnya, bersih perasaannya, dan murnii jalan hidupnya dari unsur lain selain landasan Ilahi yang terkandung dalam Al-Quranul Karim.

Generasi sahabat Rasul menerima panduannya dari sumber yang tunggal. Oleh kerana itulah generasi itu telah berhasil membentuk sejarah gemilang di zamannya. Lalu, apakah yang telah terjadi saat ini?

Sumber-sumber panduan itu saat ini telah bercampur baur! Sumber itu telah dimasuki falsafah Yunani (Greek), dongeng-dongeng dan pandangan hidup Parsi, cerita-cerita Israeliat Yahudi, falsafah Ketuhanan ala-Kristian yang telah bercampur baur di dalam tafsir Al-Quran dan ilmu Al-Kalam, dan juga telah dimasuki oleh peninggalan peradaban zaman lampau yang sukar dikikis.

Di samping itu, banyak lagi sumber panduan lain yang telah bercampur baur dengan tafsir Al-Quran, ilmu Al-Kalam, ilmu fiqih dan ilmu usuluddin. Campuran panduan inilah yang telah melahirkan generasi-generasi berikutnya. Karena itulah maka bentuk generasi pertama yaitu generasi para sahabat Rasulullah SAW, tidak lahir lagi setelah mereka.

Memang tak dapat diragukan lagi bahwa bercampur-baurnya sumber panduan itulah yang menjadi faktor utama mengapa generasi berikutnya berlainan sama sekali dari bentuk generasi pertama yang unggul itu.

Al-Quran Multazam,  Tafsir bil hadis
pemesanan hub 0896 3893 2008 (sms/wa)


Di sana, ada satu lagi faktor asasi selain daripada perubahan sumber itu, yaitu berbedanya cara menerima pengajaran antara generasi para sahabat Rasulullah SAW
dengan generasi-generasi kemudiannya.

Mereka, para sahabat Rasulullah di dalam generasi pertama itu, tidak mendekatkan diri mereka dengan Al-Quran dengan tujuan mencari pelajaran dan bahan bacaan. Bukan juga dengan tujuan mencari hiburan dan penglipur lara. Tiada seorang pun dari mereka yang belajar Al-Quran dengan tujuan menambah bekal dan bahan ilmu semata-mata untuk ilmu dan bukan juga dengan maksud menambah bahan ilmu dan akademi untuk mengisi dada mereka saja.

Generasi sahabat mempelajari Al-Quran itu dengan maksud hendak belajar bagaimanakah arahan dan perintah Allah dalam urusan hidup pribadinya dan hidup bermasyarakat. Mereka belajar untuk dilaksanakan dengan segera, seperti seorang perajurit menerima “arahan harian”!

Juga tiada seorang pun dari mereka yang mencari pelajaran tambahan atau pun arahan tambahan dalam satu majelis pengajian atau suatu majelis taklim saja, karena dia tahu bahwa yang demikian itu akan menambah beratnya tugas. Kadang-kadang, mereka cukup dengan hanya sepuluh ayat saja sehingga benar-benar menghafalnya dan dilaksanakan arahan-arahannya seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud r.a.

Sikap inilah yang terbentuk: yaitu belajar untuk melaksanakan, yang telah menambah
luasnya lapangan hidup mereka, menambah luasnya ma’rifat dan pengalaman mereka dari ajaran Al-Quran yang tidak mungkin mereka capai kalau sekadar belajar dari Al-Quran dengan tujuan menyelidik dan mengkaji serta membaca saja.

Al-Kahfi, Strategi Hidup Akhir Zaman
pemesanan hub 0896 3893 2008


Perasaan belajar untuk melaksanakan ini jugalah yang telah memudahkan mereka bekerja dan meringankan beban mereka yang berat, karena Al-Quran telah menyatu dan menjadi darah daging mereka.

Perasaan ini jugalah yang menjadikan Al-Quran tertanam kuat ke dalam jiwa mereka hingga meresap menjadi panduan dalam gerakan mereka, ia melahirkan pelajaran yang menggerakkan aktivitas, pelajaran yang tidak lagi merupakan teori yang bersarang di dalam kepala manusia dan di halaman kertas dan buku-buku saja. Bahkan ianya menjadi kenyataan yang melahirkan kesan dan peristiwa yang mengubah garisan hidup.

Al-Quran tidak akan memberi dan mencurahkan isi perbendaharaannya kecuali kepada orang yang datang bertumpu kepadanya dengan ruh dan jiwa ini: yaitu ruh dan jiwa ma’rifat yang membuahkan amal dan tindakan.

Al-Quran datang bukan sebagai sebuah buku penglipur lara, bukan sebagai sebuah buku sastera, juga bukan sebagai buku kesenian, sejarah dan novel; ia datang untuk
dijadikan panduan hidup, panduan Ilahi yang tulen; dan Allah SWf sendiri telah
merasmikan Al-Quran ini sebagai garis pemisah di antara hak dan batil.

Firman Allah:
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرََأهُ عََلى النَّاسِ عََلى مُكْثٍ وَنَزَّْلنَاهُ تَترِي ً لا
“Dan Al-Quran itu telah Kami bagi-bagikan dia agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dengan lambat dan tenang dan Kami menurunkannya dengan beransur-ansur.” (Al-Isra’: 106)

Al-Quran tidak diturunkan sekaligus. Ia diturunkan mengikut keperluan-keperluan yang senantiasa berubah, mengikuti perkembangan fikiran dan pandangan hidup serta perubahan masyarakat. Ia diturunkan mengikuti perkembangan masalah praktis dan fakta kehidupan masyarakat Islam.

Ayat demi ayat diturunkan untuk suasana tertentu dan peristiwa khusus dan untuk
membongkar isi hati manusia; untuk menggambarkan urusan yang mereka hadapi,
dan menggariskan program kerja mereka dalam sesuatu suasana, juga untuk memperbaiki kekhilapan perasaan dan perjalanan hidup, supaya mereka senantiasa
merasa terikat dengan Allah dalam setiap suasana.

Ia diturunkan secara bertahap agar bisa mengajar mereka mengenal Allah SWT melalui sifat-sifatNya dan juga melalui bukti-bukti perkembangan dan perubahan alam. Dengan demikian mereka akan merasakan bahwa diri mereka terus menerus terikat dengan tunduk kepada Allah SWT, terus menerus di bawah perhatian Ilahi.

Ketika itu, mereka merasakan bahwa mereka sedang hidup di bawah pengawasan Allah SWT secara langsung.

Dasar “belajar untuk melaksanakan terus” itu merupakan faktor utama membentuk generasi pertama dahulu, manakala dasar “belajar untuk, dibuat kajian dan penglipurlara” itulah yang merupakan faktor penting yang melahirkan
generasi-generasi kemudiannya.

Tidak syak lagi bahwa faktor kedua inilah bukti sebab utama mengapa generasi-generasi yang lain itu berlainan sama sekali dengan generasi pertama, generasi para sahabat Rasulullah SAW.

Di sana ada satu lagi faktor yang mesti diperhatikan dan dicatat benar-benar.
Seorang yang menganut Islam itu sebenarnya telah melepas dirinya dari segala sesuatu di masa lampaunya di alam jahiliyah.

Dia merasakan ketika pertama kali menganut Islam, itulah zaman baru dalam hidupnya; terpisah sejauh-jauhnya dari hidupnya yang lampau di zaman jahiliyah. Sikapnya terhadap segala sesuatu yang berlaku di zaman jahiliyah dahulu ialah
sikap seorang yang sangat berhati-hati dan berwaspada.

Dia merasakan bahwa segala sesuatu di zaman jahiliyah dahulu adalah kotor dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dengan perasaan inilah dia menerima hidayah dan petunjuk Islam yang baru itu dan sekiranya dia didorong oleh nafsunya sesekali, atau sejenak dia merasa tertarik dengan kebiasaannya yang dahulu, atau kalau dia merasa
lemah dari menjalankan tugas dan kewajipan keislamannya sesuatu ketika, niscaya
dia merasa bersalah dan berdosa.

Dia merasakan dari lubuk hatinya bahwa dia perlu membersihkan dirinya dari apa yang berlaku itu; lalu dia berusaha sedaya upaya mengikuti panduan yang digariskan oleh Al-Quran.

Di sana juga terdapat pemisahan secara total antara zaman lampau seseorang Muslim dalam keadaan jahiliyahnya dengan zaman barunya di dalam Islam, yang akan menimbulkan pula pemisahan secara menyuluruh dalam segenap hubungannya dengan masyarakat jahiliyah.

Dia melepas total dengan tata hidup masyarakat jahiliyah dahulu dan berhubungan langsung selama-lamanya dengan masyarakat Islam; walaupun kelihatan pada lahirnya dia sering berhubungan dengan orang-orang musyrik dalam perdagangan
dan pergaulan hidup seharian, tetapi perpisahan perasaan dan pergaulan hidup
seharian adalah dua hal yang berlainan dan berbeda sekali.

Di sana ada semacam pemisahan, yaitu perpisahan suasana jahiliyah dalam kebiasaan dan pandangannya, adat dan tingkah laku, yang timbul dari pemisahan syirik ke akidah tauhid. Dari konsep jahiliyah ke konsep Islam mengenai masalah hakikat hidup dan hakikat wujud; juga timbul dari keberadaannya dengan perkumpulan dan organisasi Islam yang baru, di bawah pimpinan baru, dan sikap memberi segenap perhatian, kepatuhan dan kesetiaan kepada masyarakat, perkumpulan dan organisasi baru di bawah pimpinan baru itu.

Inilah dia persimpangan jalan dan permulaan langkah di jalan baru, langkah yang bebas merdeka dari segala tekanan adat kotor yang dipatuhi sepenuhnya oleh masyarakat jahiliyah dan segala nilai yang menjadi kebiasaannya.

Di sana tiada risiko yang akan ditempuh selain dari ujian dan penderitaan. Namun demikian, mereka secara otomatis telah bertekad bulat untuk tidak akan kembali lagi kepada kebiasaan dan perilaku jahiliyah, buat selama-lamanya.

Kita sekarang sedang berada di tengah-tengah suasana jahiliyah yang serupa dengan suasana jahiliyah yang ada pada zaman kedatangan Islam dahulu. Bahkan, lebih gelap lagi.

Segala sesuatu di sekitar kita ialah jahiliyah konsep hidup manusia sekarang, akidah kepercayaan mereka, adat istiadat dan kebiasan mereka, sumber pelajaran seni dan sastera mereka, peraturan dan undang-undang mereka, hingga banyak perkara yang kita anggap sebagai pelajaran Islam, buku rujukan Islam, falsafah Islam dan pemikiran Islam sebenarnya adalah hasil ciptaan jahiliyah!

Oleh kerana itulah maka nilai Islam saat ini tidak lagi murni dan tidak hidup subur di
dalam jiwa kita. Teori Islam tidak begitu terang lagi di dalam pemikiran dan ide. Di kalangan kita sekarang, tidak lagi muncul suatu generasi manusia raksaksa dari
model yang dilahirkan oleh Islam di zaman pertama dahulu.

Oleh itu, di dalam program gerakan ke-Islaman, kita mesti membebaskan diri di peringkat permulaan, di peringkat taman kanak-kanak lagi, dari berbagai pengaruh jahiliyah yang selalu menghayati kita sekarang.

Kita mesti kembali ke pangkal jalan, kepada sumber yang murni yang telah digali dan ditimba oleh orang-orang sebelum kita; yaitu sumber yang terjamin tidak bercampur baur dengan sumber yang lain.

Kita mesti kembali kepada Al-Quran untuk mendapatkan teori mengenai hakikat wujud seutuhnya dan juga hakikat wujudnya umat manusia dan segala hubungan di antara kedua jenis wujud ini dengan wujud yang hakiki, yaitu wujud Allah SWT.

Dari situlah kita mengambil pandangan terhadap hidup, kita mengambil nilai diri dan akhlak kita, serta kita mengambil panduan dan program pemerintahan, politik, ekonomi dan segala aspek kehidupan kita.

Bila kita kembali kepada Al-Quran, maka kita mestilah kembali berdasarkan kaedah dan dasar “belajar untuk melaksanakan”, bukan dengan kaedah dan dasar belajar untuk sekadar pengetahuan dan menglipur lara.

Kita kembali kepada Al-Quran untuk mengetahui apa yang diinginkan Al-Quran untuk kita lakukan, maka kita lakukan. Dan di dalam perjalanan itu, kita akan bertemu dengan keindahan seni Al-Quran, dengan cerita dan kisah yang heroik dan juga dengan pandangan-pandangan kiamat di dalam Al-Quran, juga dengan logika kesedaran hati nurani di dalam Al-Quran, dan juga dengan semua yang dicari-cari oleh para peneliti…

Ya, kita akan jumpai semuanya itu. Bukan dengan maksud hendak belajar dan menglipur lara tapi dengan tujuan utama hendak mengetahui apakah pekerjaan yang Al-Quran kehendaki untuk kita kerjakan? Apakah konsep umum yang Al-Quran kehendaki untuk kita berkonsep? Bagaimanakah tuntutan Al-Quran mengenai pandangan dan perasaan kita terhadap Allah SWT? Dan bagaimanakah tuntutan Al-Quran mengenai akhlak kita, realitas hidup kita, dan bagaimanakah corak sistem kita di dalam hidup ini?

Kemudian kita mesti membebaskan diri dari kungkungan masyarakat jahiliyah, dari kungkungan konsep jahiliyah, dari adat busuk jahiliyah dan juga dari pimpinan ala
jahiliyah di dalam hidup diri kita sendiri.

Bukanlah tugas kita untuk berkompromi dengan realitas masyarakat jahiliyah sekarang dan bukan untuk tunduk dan menumpahkan kesetiaan kepadanya. Sebab keadaan realitas jahiliyah itu tidak memungkinkan kita berkompromi dengannya sama sekali.

Tugas utama kita ialah mengubah realitas masyarakat ini. Tugas utama kita ialah mencabut realitas jahiliyah itu dari akarya, realitas yang bertentangan dan melanggar secara prinsif dengan aspirasi Islam dan dengan konsep Islam. Realitas yang menghalang kita dengan menggunakan kekerasan dan tekanan dari kita hidup seperti yang dikehendaki oleh program Ilahi.

Langkah pertama di dalam perjalanan kita ialah menghapuskan masyarakat jahiliyah ini, nilai-nilai dan teori-teorinya. Kita tidak boleh melakukan penyesuaian sedikit
pun untuk kemudian berharap bisa mencari irisan di dalamnya. Sekali lagi tidak!

Karena jalan kita adalah berlainan dan bersimpangan dengan jalan jahiliyah. Seandainya kita mencoba berjalan seiring dengannya, walaupun cuma selangkah, niscaya kita kehilangan pedoman dan kita akan meraba dalam kesesatan.

Dalam hal ini, kita akan menempuh berbagai bentuk kesusahan dan penderitaan, kita akan menyumbangkan pengorbanan yang besar dan dahsyat. Dan ini suatu pilihan yang tidak ada pilihan lain kalau kita benar-benar hendak mengikuti langkah generasi pertama yang ditampilkan oleh Allah, yang telah menghancur dan memusnahkan jalan jahiliyah itu.

Adalah baik sekali bagi kita untuk tetap menyadari bentuk program dan landasan kita, menyadari tabiat sikap kita dan juga tabiat jalan yang mesti kita lalui untuk keluar dari suasana jahiliyah yang telah dilalui oleh generasi yang agung dan unik itu.

Sumber:
http://m.eramuslim.com/manhaj-dakwah/ma-aalim-fith-thariiq/generasi-al-quran-yang-unik.htm

Selasa, 17 Mei 2016

Dunia Akhir Zaman

(Kisah anak manusia dimulai dari sini)

Surat Al-Baqarah ayat 30

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kpd para malaikat
"Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi..."
Lalu para malaikat menjawab.........
"Adakah Kamu ingin menjadikan di atas muka bumi ini orang-orang yg akan merusakkan bumi dan menumpahkan darah? Sedangkan kami pula senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tetapi Allah berfirman........
"Sesungguhnya Aku tahu apa yang kamu semua tdk tahu."

Persoalannya, apakah perkara yg dimaksudkan oleh Allah yg tdk diketahui oleh para malaikat.
Persoalan tersebut telah dijawab dlm ayat-ayat yg seterusnya

Allah telah mengajarkan kpd Nabi Adam "nama-nama" keseluruhannya. Setelah Nabi Adam mengetahui semua "nama-nama" tersebut, maka bersujudlah semua malaikat tanda penghormatan kpd manusia. Kecuali Iblis, karena dia sombong dan merasakan bahwa manusia tetap akan melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah walaupun sudah diajarkan mengenai "nama-nama" oleh Tuhannya.
Karena itu dia enggan sujud dan telah berikrar sehingga hari qiamat untuk membuktikan bahwa manusia tetap akan merusakkan bumi dan menumpahkan darah walaupun telah mengetahui tentang "nama-nama" tersebut.

Apakah yg dimaksud dgn "nama-nama" tersebut?
Karena "nama-nama" itulah sebenarnya solusi penyelesaian dari setiap kerusakan dan pertumpahan darah yg sedang berlaku kpd umat manusia di akhir zaman ini sebagaimana yg telah disangka oleh para malaikat.

Mari kita lihat sejarah peradaban manusia.
Biar saya tunjukkan kpd anda semua garis masa zaman pra sejarah yg sering diajarkan kpd kita

(Lihat video)

Kita sering menyangka sejarah peradaban manusia bermula dengan zaman batu.
Konon manusia zaman dahulu tdk tahu apa-apa. Malah tdk tahu bercakap-cakap. Tdk ada bahasa. Tetapi berkembang sedikit demi sedikit mencapai kemajuan

Dan akhirnya memasuki zaman modern di mana anda berada sekarang.

Itulah sejarah yg dipercaya oleh kebanyakan manusia.
Tanya siapa saja. Garis masa seperti itulah yang akan dijawab oleh mereka.
Apabila disebut zaman purba, mereka akan membayangkan orang yg tinggal di dalam gua.
Tetapi lupakah anda bahwa Ka'bah dan masjid Al-Aqsa sebenarnya dibangun oleh Nabi Adam sebagaimana yg telah diberitahu di dalam hadits Rasulullah?

Dan ini menunjukkan bahwa manusia pertama sudah pandai mendirikan bangunan.
Adakah mereka tinggal di dalam gua seperti binatang?
Malah Nabi Adam sudah pandai berkata-kata, berpakaian dan bertindak seperti manusia yg waras sama seperti manusia yg ada pada hari ini.
Adakah Nabi Adam diturunkan dalam keadaan sehina ini oleh Allah tanpa ilmu? (Lihat gambar pada tayangan video)
Nabi Nuh pula sudah pandai membuat bahtera yg besar
Ini adalah contoh bangunan dan peradaban yg dibuat oleh orang-orang yg disebut sbg "orang gua" (Lihat gambar pada tayangan video)
Kerajaan kuno Babylon sudah pandai menggunakan tenaga elektrik berjuta-juta tahun sebelum kita.
Sebuah lukisan dalam peradaban mesir purba menggambarkan sebuah helikopter

Zaman batu tdk pernah ada!!!!
Zaman Gangsa tdk pernah ada!!!
"Paleolitikum" hanya satu istilah khayalan.
"Mesolitikum" hanya satu istilah dongeng.

Zaman batu: satu pembohongan sejarah (Harun Yahya)

Tahukah anda siapakah dalang di balik penipuan sejarah ini? Charles darwin dan para pendukung teori evolusi. Teori evolusi hanyalah pembohongan semata.

Dan menjadi satu keperluan untuk kita mengenali sejarah sebenarnya.

(Lihat ilustrasi garis masa menurut Al-Quran pada tayangan video)

Al-Quran hanya menggunakan nama-nama para Nabi sbg ukuran masa dalam sejarah.
Contoh:
"...di masa kerajaan Sulaiman..."(Al-Baqarah:102)
"...sesudah Musa..." (Al-Baqarah:246)
"...sesudah Nuh..." (Al-Isra:17)

Karena para Nabi ini adalah wakil kaum mereka pada tempat, waktu dan peradaban yg tertentu.
Inilah cara sebenarnya untuk mengkaji sejarah. Kajilah berdasarkan Nabi-Nabi yg telah diturunkan.
Dan anda akan paham bagaimana dan bila perkembangan peradaban kaum tersebut.
Dan bagaimana peradaban mereka yg begitu canggih bisa hancur sekejap mata sehingga kita menyangka mereka berada di zaman batu.

Telah berlalu aturan-aturan yg tetap sebelum kamu maka karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yg mendustakan ayat-ayat Allah (Ali Imran 137)

Mereka bukanlah "orang gua" yg hanya tahu makan dan tidur.
Tetapi mereka telah membangun satu peradaban yg begitu hebat. Malah mungkin kecanggihan mereka lebih hebat daripada kita pada hari ini. Ilmu pengetahuan mereka begitu tinggi, sehingga mereka mampu mencerap bintang-bintang di langit.
Tetapi karena kekufuran sebagian mereka kpd Allah, maka kehebatan peradaban mereka telah dihancurkan dalam masa satu malam saja, sehingga kita menyangka mereka ini adalah orang-orang zaman batu yg tdk pernah mencipta apa-apa.

Begitulah bagaimana sejarah-sejarah berulang tetapi amat sedikit yg mengambil pelajaran.

Dan sejarah terus berjalan, sehingga sampai ke peringkat akhir.
Jangka masa dalam sejarah manusia ditandai mengikuti Nabi-Nabi yg diutus. Dan apabila Nabi yang terakhir telah diutus, maka ini bermakna sejarah sudah sampai ke fase terakhir.

Fase ini begitu penting bagi makhluk yg bernama iblis.
Karena Iblis sudah berjanji kpd Tuhannya sejak awal sejarah manusia untuk membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yg akan merusak bumi dan saling menumpahkan darah.

Mengikuti hadits, zaman umat Nabi Muhammad dibagi kpd 5 bagian mengikuti kerangka masa.

Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.

Selanjutnya adalah masa Khilafah yg mengikuti jejak kenabian (Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.

Selanjutnya masa kerajaan yg menggigit (Mulkan 'Adhan) adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.

Setelah itu masa kerajaan yg menyombong (Mulkan Jabariyyan). adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.

Selanjutnya adalah masa Khilafah yg mengikuti jejak kenabian (Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah)

Kemudian beliau (Nabi) diam

(HR. Ahmad dan Baihaqi dari Nu'man bin Basyir dan Hudzaifah)

Menurut Rasulullah,
Fase pertama bagi umat ini adalah ketika Nabi masih hidup. Sudah berlalu.
Kemudian, dtg zaman pemerintahan yg mengikuti cara kenabian. Pada zaman ini, kita melihat umat Islam diperintah oleh 4 Khulafa' Rasyidin. Sudah berlalu.
Kemudian datang zaman pemerintahan kerajaan yang "menggigit". Maksudnya, mereka hanya menyerahkan kekuasaan kpd keturunan mereka. Kita lihat pada fase ini, kerajaan Umayyah, Abassiyah dan Utsmaniyah yg berkuasa dg menggunakan sistem monarki. Sudah berlalu.
Kemudian datang satu zaman yg dunia diperintah oleh pemerintah yg sombong dan merajalela. Fase ini ialah zaman sekarang.
Kemudiam setelah berlalunya fase ke-4 akan datang pula fase ke-5.
Fase ke-5 dunia akan kembali diperintah mengikuti cara Nabi berasaskan syariat Islam.
Setelah habis bercerita mengenai 5 fase tersebut, tiba-tiba Rasulullah diam.
Dan diam tersebut bermaksud "sejarah manusia sudah tamat"

Rasulullah pernah mengingatkan umatnya yg akan hidup pada fase ke-4 ini akan kedatangan satu fitnah.
Fitnah yg paling besar dalam sejarah peradaban manusia.
Itulah fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.

Dajjal tdk akan datang dalam fase ke-5 karena fase ke-5 kekuasaan telah berada di pihak orang-orang yg beriman.
Dajjal juga tdk akan muncul selepas fase ke-5 karena selepas itu sejarah peradaban manusia sudah tamat
Hanya fase ke-4 saja peluang untuk Iblis mengumpulkan pengikutnya seramai mungkin yg akan ke neraka
Dan fase ke-4 itu adalah zaman yg kita berada di dalamnya sekarang
Sebelum turunnya Nabi Isa dan munculnya Imam Mahdi yg akan memindahkan kita ke fase yg ke-5
Seterusnya mengakhiri sejarah peradaban manusia dan mengalahkan usaha Iblis di fase terakhir zaman manusia

Perang Salib pada tahun 1099 adalah permulaan kpd dunia yg dikatakan "modern" ini
Ketika itu, Jerussalem telah jatuh ke tangan tentara salib
Pada 1118 sebuah kumpulan tentara yg bernama Knight Templar telah dibentuk
Knight Templar ini telah mengawal keadaan di Jerussalem dan juga telah menciptakan satu sistem ekonomi sendiri
Tetapi sesuatu yg unik telah berlaku pada kumpulan Knight Templar yg jarang kita dengar
Kumpulan tersebut telah menemukan "harta" yg tdk ternilai di bawah masjid Al-Aqsha ketika berada di Jerussalem
"Harta" tersebut sebenarnya merupakan buku-buku sihir purba milik bani Israil yg dirampas oleh Nabi Sulaiman
Nabi Sulaiman merampas semua buku-buku sihir dan menyimpannya di dalam sebuah bilik rahasia di bawah Al-Aqsha
Knight Templar telah menemukan bilik tersebut dan mempelajari simbol-simbol dan sihir-sihir Bani Israil
Sihir-sihir tersebut sangat hebat, lantas mereka meninggalkan agama Kristian dan mengamalkan upacara penyembahan Iblis
Mereka dapat berhubungan dg Al-Massih Ad-Dajjal yg sedang dikurung sebelum kelahiran Nabi Muhammad
Dajjal menjanjikan mereka kekuasaan, kekayaan dan segala macam kenikmatan yg tiada tanding
Sebagai balasan, para penyembah Iblis ini perlu bekerja untuk Dajjal dalam melaksanakan semua konspirasi besarnya, termasuk membangun Haikal Sulaiman, sebagai istana tempat Dajjal akan memerintah dunia apabila dilepaskan nanti

Dan mereka mengikuti apa yg telah dibacakan oleh syaitan-syaitan di zaman kerajaan Nabi Sulaiman. Dan bukanlah Nabi Sulaiman itu kafir tetapi syaitan-syaitan itulah yg kafir. Mereka mengajarkan sihir kpd manusia dan apa yg diturunkan kepada 2 malaikat Harut dan Marut di negeri Babil (Al-Baqarah:102)

Tetapi Jerussalem berhasil dirampas oleh tentara Islam kembali. The Knight Templar terpaksa lari ke Eropa
Lantas mereka kembali membangun kekuatan di Eropa. Menyadari hal ini, raja-raja Eropa telah mengharamkan Knight Templar
Amalan sihir mereka terbongkar. Hampir semua ahli ditangkap, dibunuh dan dibakar hidup-hidup
Tetapi kita diajar dalam sejarah konon mereka yg ditangkap itu adalah para saintis yg tdk sehaluan dengan pihak gereja di zaman kegelapan Eropa
Namun sebagian kecil daripada mereka selamat. Pergerakan mereka disusun kembali dan berganti nama menjadi "Freemason"
Selanjutnya, Freemason menjalankan konspirasi menjatuhkan semua raja-raja Eropa dan pihak-pihak gereja melalui revolusi
Demi menutup semua konspirasi jahat mereka, mereka memperkenalkan istilah "renaissance" dlm sejarah. Maka dengan itu, segala rancangan jahat mereka dilihat "mulia" dalam lipatan sejarah
Tertipulah seluruh bangsa Eropa, sedang mereka diperintah oleh para penyembah syaitan
Setelah mereka menguasai Eropa, mereka memperluas kekuasaan mereka ke seluruh dunia. Mulailah era penjajahan

Akhirnya mereka berhasil kembali menguasai Jerussalem. Haikal Sulaiman mesti didirikan untuk ketua mereka, yaitu Dajjal
Langkah pertama, orang-orang Yahudi mesti ditindas supaya mereka dlm keadaan terdesak. Holocaust dirancang
Setelah Yahudi dlm keadaan terdesak, mereka perkenalkan Zionis kpd Yahudi konon untuk menyelamatkan Yahudi

Orang Yahudi dihasut untuk mendirikan sebuah negara di Palestin untuk mengelakkan mereka dari penindasan. Mereka juga dihasut supaya mendirikan Haikal Sulaiman. Di dalam Talmud sendiri terdapat larangan kpd bangsa Yahudi untuk mendirikan sebuah negara sendiri. Orang Yahudi telah dijadikan kambing hitam bagi pembentukan Haikal Sulaiman untuk menyambut kedatangan kembali Al-Masih Dajjal. Pembentukan Zionis telah dicipta oleh para penyembah syaitan untuk menipu seluruh Kaum Yahudi yg ditindas oleh mereka sendiri

Karena itulah sebagian Rabbi Yahudi yg menyadari agenda jahat tentara Dajjal ini berusaha menyadarkan dunia bahwa orang-orang Yahudi ini telah ditipu oleh Zionis

Setelah seluruh dunia dikuasai mereka. Perang Dunia 1 & 2 dirancang. PBB dicipta ceritanya menjadi penyelamat
Kemudian Perang Dingin pula dirancang. Dan watak Amerika pula diperkenalkan sbg penyelamat

Nazi, Soviet dll dicipta oleh para tentara Dajjal untuk mereka pamerkan Amerika sbg penyelamat dunia. Mereka juga ingin memanipulasi sejarah bahwa merekalah pembawa keamanan kpd dunia setelah selesai Perang Dunia mengalahkan "raksasa Nazi & Soviet" ciptaan mereka sendiri. Ramai pengkaji konspirasi "antichrist" telah membuktikan bahwa perang Dunia dan Perang Dingin hanyalah lakonan semata. Pemimpin pakatan bersekutu, pemimpin aliran Fasis dan pemimpin aliran Soviet tdk berpernah bergaduh. Hanya tentara-tentara mereka dijadikan korban untuk menjayakan konspirasi agung Al-Masih Dajjal

Apabila raksasa Soviet sudah dipadam, raksasa baru harus dicipta. Oleh karena itu, peristiwa 11 September telah dirancang.

Konspirasi Dajjal hampir kpd puncaknya. Mereka hanya menunggu keruntuhan Al-Aqsha untuk mendirikan Haikal Sulaiman yg tdk pernah wujud itu untuk menyambut kedatangan Dajjal. Selepas serangan 11/9 Amerika telah membangun pangkalan tentaranya di 10 buah negara sekitar Israel untuk menjaga bakal pusat pemerintahan Dajjal kelak

Al-Quran mengabarkan bahwa sampai hari ini orang-orang kafir saling dukung mendukung, saling menguatkan dalam upaya mencegah orang menyembah Allah. Bisa kita baca keterangannya di surat Al-Anfaal ayat 73

Siapakah orang-orang kafir yg saling mendukung itu? Kita lihat penjelasannya di surat Al-Maidah ayat 51

Ceramah Syeikh Imran menjelaskan Al-Maidah ayat 51

Jangan kamu ambil Yahudi dan Kristian sbg teman akrab dan sekutu...

Persoalannya, adakah Allah bercakap mengenai semua Yahudi dan Kristian?
Atau Dia bercakap mengenai sebagian Yahudi dan sebagian Kristian?

Ayat Al-Quran sebenarnya telah menjawab persoalan ini

Terdapat banyak ayat Al-Quran yg membenarkan umat Islam menjalin persaudaraan dgn Yahudi dan Kristian. Malah lelaki Islam boleh nikah dengan perempuan Kristian. Ya, Al-Quran membenarkannya

Dan secara jelasnya, ayat Al-Quran yg dibacakan tadi bercakap mengenai SEGELINTIR Yahudi dan Kristian
Dan bukan SEMUA orang Yahudi dan Kristian

Jika begitu, golongan Yahudi dan Kristian yg manakah yg dimaksudkan yg mana umat Islam dilarang menjalin hubungan persahabatan dan menjadi sekutu mereka

Jawabannya terdapat dalam sambungan ayat Al-Quran tadi

Jangan jadikan orang Yahudi dan Kristian sbg rekan atau sekutu, yg mana mereka itu adalah rekan dan sekutu sesama mereka

Ehmm sekejap...

Yahudi dan Kristian memang tdk pernah berkawan sesama mereka pun. TIDAK PERNAH dalam sejarah
Malah orang Kristian tuduh orang Yahudi melakukan jenayah yg PALING besar, yakni membunuh Tuhan. Itu adalah jenayah terbesar. Membunuh Tuhan.
Mereka (orang Yahudi) menyalib Tuhan (orang Kristian)
Maka kesannya, telah selalu timbul kemarahan, kebencian dan permusuhan di antara orang Kristian dan Yahudi
Jadi ayat Al-Quran ini telah membongkarkan sesuatu pada 1400 tahun dahulu di padang pasir Arab
Ayat Al-Quran ini telah meramalkan bahwa akan datang suatu hari nanti dalam sejarah yg akan menyaksikan suatu yg aneh, membingungkan, pelik, misteri dan menjadi tanda tanya di atas tuduhan di antara orang Kristian dan Yahudi dan di atas kewujudan jalinan persahabatan dan pakatan Kristian-Yahudi akan wujud
1400 tahun lalu Allah berfirman bahwa ini akan berlaku
Dan apabila ia berlaku, kamu perlu berhati-hati karena jika kamu membenarkan diri kamu untuk terus menjalin hubungan persahabatan dengan mereka, keISLAMan anda akan hilang
Sudah wujudkah perikatan ini?
Ya
Ketika kita sdg minum the tarik dan berborak-borak sebuah perikatan yg misteri antara Yahudi-Kristian telah muncul di Eropa. Satu kesepakatan yg misteri antara Yahudi dan Kristian telah muncul
Pakatan Yahudi-Kristian itu yg dihantar ke dunia PERADABAN BARAT MODERN

Demikian ceramah syeikh Imran

Sekarang anda telah faham bahwa Yahudi dan Kristian tdk pernah bergabung pun dalam sejarah. Tetapi apa yg berlaku hari ini adalah begitu pelik sekali.
Dan anda tahu kenapa?
Karena hakikatnya mereka bukanlah Yahudi dan mereka juga bukan Kristian. Mereka adalah penyembah syaitan. Pengamal sihir-sihir kuno yg dijumpai dari peninggalan Bani Israel

Jadi, yg dihadapi oleh teman-teman pegiat anti riba adalah sebuah konspirasi besar, oleh siapakah? Tapi bagi orang beriman, konspirasi itu begitu lemah dan sangat mudah dihindari sebenarnya

Orang-orang yg beriman berperang di jalan Allah, sedangkan orang-orang kafir berperang di jalan Taghut. Maka oleh itu, perangilah kawan-kawan syaitan itu karena tipu daya (konspirasi) syaitan itu adalah lemah (An-Nisa ayat 76)

Jadi yg perlu dipahami benar, bahwa perang melawan riba bukan hanya perang strategi bisnis antara bisnis riba vs bisnis non riba. Bukan hanya itu.

Perang melawan riba adalah perang melawan para penyembah setan.

Senin, 16 Mei 2016

Ba'dhuhum Auliyau Ba'dhin (resume diskusi)

Di sela kesibukan antara Kopdar Pembentukan Posko Riba Crisis Center yang berfungsi sebagai Kantor Layanan Hapus Riba, sosialisasi Al-Quran Al-Hafidz yang membantu menghafal 1 halaman dalam 3 jam serta program aksi BIar RIBA raIB lainnya, akhirnya resume diskusi implementatif yan bertemakan "Tak Berdaya Dimangsa Riba" di Grup WA Ponpes Wirausaha Alishlah bisa dirampungkan. Alhamdulillah.

Resume ini menjadi bahan diskusi selanjutnya yang kemudian mengarah pada implementasi di wilayah dalam wujud real action BIar RIBA raIB. Resume ini diberi judul,

"Ba'dhuhum auliyau ba'dhin"


Sebagai permulaan, kita ketengahkan Point penting yang dicatat oleh seorang peserta diskusi, (sengaja tidak disebutkan nama dan asal kotanya untuk memudahkan)

"Berjihad membangun ekonomi tanpa riba tidak bisa sendiri. Saling mendukung di antara para pelaku ekonomi. Ekonomi berjamaah".
Jamaah yang bagaimana yg bisa di harapkan dapat mendukung?
Diskusi pun mengalir sampai suatu kesimpulan yang bisa kita tangkap bahwa gerakan ekonomi berjamaah dalam upaya menghapuskan riba perlu ditata dan dikelola secara baik dan amanah oleh orang-orang yang telah dikenal baik.

Saat ini, kalau boleh saya deskripsikan kita sedang menghadapi krisis kepercayaan, sepertinya sulit sekali mencari orang yang amanah. Padahal amanah (trust) adalah modal utama dalam membangun pondasi ekonomi (dalam hal ini wirausaha).
Rasulullah adalah contoh otentik sosok amanah yang sdh dipercaya memimpin kabilah dagang pada saat usianya masih sangat belia oleh Khadijah
Merekruit teman2 yg kita kenal dgn baik dari segi iman dan amanahnya? mungkin bisa sbg solusi tambahan.

Kita ambil pointnya,
1. Tata kelola yang baik dan amanah
2. oleh orang-orang yang telah dikenal

Kedua point tersebut tentu membutuhkan mekanisme perumusan semacam SOP tata kelola organisasi yang berwujud komunitas. Dan mekanisme dalam upaya mengenali orang-orang yang akan terlibat dalam manajemen tata kelola tersebut. Hal itu tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan juga biaya, sementara banyak yang berharap solusi bebas riba ini segera terwujud dan terasa manfaatnya.

Barangkali ini bisa menjawab,

"Diperlukan pembentukan kantung² (komunitas kecil) per daerah dan d sana bisa lebih detail pembahasannya."
"Selain per daerah/area perlu juga komunitas nasional sebagai wadah tukar pikirannya."
- Misalnya utk jakarta sendiri bisa dibagi mjd barat, timur, utara, selatan dan pusat.
- Regional daerah, mis: Semarang, Bandung, Solo, Medan, Makassar, dsb.
Sepanjang perjalanan BIar RIBA raIB mulai tahun 2013, Riba Crisis Center telah mebentuk Posko-Posko wilayah yang harapannya Posko-Posko tersebut dapat membelah dirinya menjadi posko terkecil sampai unit Kelurahan bahkan RT-RW bila perlu. Diantara tugas posko-posko tersebut adalah mendata potensi anggota, seperti usulan berikut:

"Lebih detailnya tiap anggota d kelompokkan berdasarkan usahanya masing.lalu tiap kelompok usaha itu d koordinasikan oleh kelompok regional.
Contoh kasus.misal regional lamongan ini ada 2 kelompok usaha yg sejenis.
1 usaha perikanan
2.usaha peternakan
Dari 2 usaha ini barangkali d regional yg lainya membutuhkan suplai barang yg berhubungan dgn 2 jenis usaha d atas.begitupun sebaliknya.
Permasalahanya apakah jamaah anti riba ini sdh terkoordinir sampai ke akar bawah guna menumbuhkan rasa saling percaya."
bgnlh realita ckrang..pengusaha ksltn mcri modal..sedangkn yg pny modal takut mau meminjamkan uang..memang hrus ada yg menjembatani..😊
"Pk admin mohon d bantu pengelompokan unit regional.
Biar diskusi ini lebih terfokus.
Saya yakin tiap anggota ini punya ide yg sesuai dgn kebutuhan regionalnya masing2.
Yg kedua setelah terkelompok unit regional baru berbicara usaha yg sejenis.
Saya teringat ada seorang dari bangladesh yg membuat gramieen bank.pola kerjanya d bentuk kelompok2 usaha yg terdiri dari beberapa orang.lalu d kucurkanlah dana dari gramieen bank ini tanpa ada bunga kpd kelompok2 tsb.lalu anggota kelompok ini bergiliran memanfaatkan uang pinjaman tsb.ternyata tiap individu satu sama lainya yg tergabung dlm kelompok tsb merasa saling d untungkan dan timbul seolah rasa kepercayaan saling memiliki bersama.
Bukan berharap ada yg mau mengucurkan dana pinjaman.
Tetapi yg kita tiru adl model kelompoknya
Tiap individu saling d untungkan"
Akhirnya, rasanya ini bisa dijadikan kesimpulan dan ini pula yang sedang kita lakukan,

1.membentuk unit regional kemudian membuat pengelompokkan usaha berdasarkan kebutuhan
2.dari tiap2 regional ini d bentuk regional pusat yg membawahi regional cabang.
Gunanya utk menghubungkan antar regional cabang.
3.setelah semua terhubung otomatis peluang2 dari tiap regional cabang ini bisa d akses utk regional lainya.
Lebih detailnya tiap anggota d kelompokkan berdasarkan usahanya masing.lalu tiap kelompok usaha itu d koordinasikan oleh kelompok regional.
Contoh kasus.misal regional lamongan ini ada 2 kelompok usaha yg sejenis.
1 usaha perikanan
2.usaha peternakan
Dari 2 usaha ini barangkali d regional yg lainya membutuhkan suplai barang yg berhubungan dgn 2 jenis usaha d atas.begitupun sebaliknya
4.memang berbicara itiu mudah.
Untuk itulah saya mohon peran admin harus lebih bertanggung jawab dlm pembentukan kelompok.
Kita semua ini masuk grup Wa ini mempunyai harapan yg sama.jadi tolong Admin Jangan hanya menebar harapan keluar dari riba kalo tanpa Action nyata.
Naah berat nian tugas admin. Tapi inilah ladang amal akhir zaman. Untuk melakukan pekerjaan ini tentu Team Admin perlu didukung oleh doa dan partisipasi nyata. Makanya admin sangat setuju dengan usulan salah satu peserta diskusi semacam ini, karena memang admin terus bekerja ditengah-tengah ide dan wacana yang terus bergulir,

"Sementara kita dukung sedekah sehari seribu agar berjalan lancar seiring berjalan x waktu dana akan terkumpul lebih banyak sehingga bisa membuat action."
"Diperlukan donatur2 yg ikhlas membantu, agar dpt terbentukx keinginan kita bersama, maaf kaloq salah."
Sedekah sehari seribu yang sekarang kita namakan "Sedekah Seribu 1 Malam" merupakan salah satu wujud partisipasi nyata dalam membangun solusi nyata sebagaimana yang telah banyak diusulkan.

Seribu hanyalah recehan yang kadang sering terabaikan karena hanya sereceh dua receh, tapi kalau dihimpun secara berjamaah dengan jumlah partisipasi sedekah yang semakin besar, rasanya itu akan menjadi satu daya kekuatan yang menggerakkan kekuatan lainnya. Perlu diingat, bahwa Allah menyuburkan sedekah. Hanya seribu bila ditangan kita masing-masing tapi akan menjadi lebih dari sejuta manfaat bila tangan-tangan itu diulurkan secara berjamaah pada satu titik.

Partisipasi lainnya adalah kita membutuhkan para penggerak yang bersedia menggerakkan wilayahnya masing-masing untuk menjadi Posko Riba Crisis Center. Gambaran kegiatan apa saja yang dilakukan Posko akan diberikan oleh Riba Crisis Center (RCC) Pusat, gambaran secara utuh, gambaran sebuah Posko yang mampu bekerja secara mandiri dalam rajutan kebersamaan dengan posko-posko di wilayah lainnya.

Demikian resume yang bisa disampaikan, semoga dapat dipertajam menjadi real action.
Insya Allah aamiin.

Kamis, 12 Mei 2016

Bagaimana Mengelola Belanja

Apabila kita berupaya memahami konsep tentang belanja dan mencarinya dalam Al-Quran, kita akan dihadapkan pada kata INFAQ. Apakah makna infaq? Jika konsep infaq dipahami sebagai konsep belanja, maka mengelola infaq sama dengan mengelola uang belanja.  

Suami memberi infaq atau menafkahkan rezekinya kepada Istri. Lalu, kepada siapa Istri memberikan infaq? Bagaimana Istri mengelola infaq nya?

Masalah ini sangat penting dibahas karena ada hadist Nabi mengatakan: "Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tubuhnya untuk apa digunakannya."

Pertanyaan tentang: dari mana harta diperoleh dan ke mana harta di belanjakan, itu berarti pertanyaan tentang bagaimana mengelola belanja, tentang bagaimana mengelola infaq. Hadist tersebut juga memberikan isyarat pemahaman, bahwa ada dua sisi, yaitu:
  1. dari mana 
  2. ke mana

Harta masuk dari satu sisi (dari mana) dan keluar dari sisi yang lain (ke mana). Apakah di sini kita melihat ada penimbunan harta? Tidak! masuk dari sisi yang satu dan keluar dari sisi yang lain.

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. [Al-Israa:29]

Ayat di atas bisa dipahami dengan ayat ini

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. [Al-Furqaan:67]

Kesimpulannya, jangan sampai kita menjadi tercela dan menyesal. Maka jangan lakukan dua hal ini:
  1. Menahan harta, menimbun harta, sehingga roda ekonomi lamban bergerak. 
  2. Terlalu berlebihan dalam membelanjakan harta, menjadi boros, melampaui kebutuhan, atau tanpa perhitungan. Tidak bermanfaat pada diri sendiri ataupun orang lain.
Kita pahami kalimat ini: menjadi tercela dan menyesal. Tercela karena menahan harta. Menyesal karena berlebihan membelanjakan harta.

MALUUMAN = Tercela = disalahkan
Contoh kalimat: kita menjadi tercela karena perbuatan yang telah kita lakukan. 
Atau dalam kalimat lain: kita disalahkan karena perbuatan yang telah kita lakukan.

Para penimbun, termasuk menimbun harta, merekalah yang menyebabkan krisis ekonomi. Mereka harus dicela. Mereka harus disalahkan.

MAHSUURAN = Menyesal.
Merugi. Bangkrut karena berlebihan membelanjakan harta, tanpa perhitungan.

Menjadi tercela dan menyesal karena telah menyia-nyiakan harta. Harta menjadi sia-sia, tidak berfungsi sebagai penggerak ekonomi karena ditahan, ditimbun. Harta menjadi sia-sia karena dikeluarkan begitu saja, boros, tanpa perhitungan.

Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada ibu, mengubur anak wanita hidup-hidup dan serta membenci kalian dari qiila wa qoola (memberitakan setiap apa yang didengar), banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta (HR. Bukhari)

Kembali ke pertanyaan di awal, BAGAIMANA MENGELOLA BELANJA (INFAQ) ?

Pertama: jangan menyia-nyiakan uang belanja (uang infaq) baik sia-sia karena ditimbun begitu saja ataupun sia-sia karena dibelanjakan tanpa perhitungan. Hadist Nabi berkata: jangan menyia-nyiakan harta. Dan Al-Quran berkata: kelola harta sehingga berdaya, seperti kamu menanam benih, dari satu benih akan menghasilkan 700 benih (Qs.2:261) Satu orang menanam benih, banyak orang akan menikmati buahnya yang berlimpah. Secara khusus, bagian ini akan dipaparkan dalam pembahasan berikut insya Allah.

Kedua: belanjakan dari apa yang telah Allah berikan sebagai rezeki. Jangan berhutang.
Menurut ayat 2:3, 2:254, 4:39, 13:22, 14:31, 22:35, 28:54 Allah berfirman bahwa berinfaq (membelanjakan harta) adalah dari apa yang Allah telah berikan, MIMMA RAZAQNAHUM, dari apa yang Kami berikan kepada mereka. Ini berarti sedikit ataupun banyak, dari apa yang Allah telah berikan, kita harus berinfaq dari itu. Allah tidak menyebutkan suatu jumlah minimum yang harus kita punyai sebelum berinfaq. Jika kita mempunyai sedikit, kita harus berinfaq dan jika kita mempunyai banyak, kita juga harus berinfaq. Jika tidak punya, jangan berhutang untuk infaq (belanja). Kepada yang tidak punya dikatakan: jangan berhutang. Namun kepada yang rezekinya berlebih dikatakan: berikan pinjaman (Qs.2:245) Dalam hadist riwayat Ibnu Majah dan Al-Baihaqi menyebutkan bahwa sedekah berpahala sepuluh kali sedangkan pinjaman berpahala delapan belas kalinya. Masya Allah, seperti inilah prinsip ekonomi Islam, saling menguatkan satu sama lain.

Ketiga: pada saat berkelebihan maupun kekurangan, harus tetap belanja (infaq). Yaitu orang-orang yang berinfaq (belanja), baik di waktu lapang maupun sempit (Qs.3:134) Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi infaq menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi infaq dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang diberikan Allah kepadanya, Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan (Qs.65:7)

Keempat: berinfaq (belanja) karena Allah, berinfaq (belanja) dengan cara Allah (Qs.2:195,261) Lebih lanjut akan dipaparkan pada pembahasan berikutnya insya Allah, karena ada orang-orang yang berinfaq untuk menghalangi orang-orang lainnya dari jalan Allah.

Kelima: berapa banyak? dari apapun yang berlimpah dan lebih harus dibelanjakan (Qs.2:219) Jangan terlalu pelit dan jangan terlalu boros (Qs.17:19)

Keenam: etika berinfaq. Perhatikan etika atau adab ketika mengeluarkan harta (infaq/belanja) dari rezeki yang telah Allah berikan. Al-Quran memberikan petunjuk bagaimana tatakrama berinfaq (belanja) Qs.2:262, Qs.2:264, Qs.4:38, Qs.2:274, Qs.13:22, Qs.14:31, Qs.35:29, Qs.2:267, Qs.3:92 sebagai berikut:
  1. Tidak menceritakan pemberianmu (infaq/belanja) kepada orang-orang. Jaga perasaan mereka yang tidak mampu berinfaq atau berbelanja. 
  2. Saat berinfaq (belanja) tidak menyakiti mereka dengan ucapan yang menyakitkan. 
  3. Tidak mengingatkan mereka perihal kedermawananmu. 
  4. Tidak mencela mereka yang kamu beri Infaq (belanja). 
  5. Tidak pamer kepada manusia. 
  6. Berinfaq dapat diakukan secara terbuka atau secara rahasia. 
  7. Berinfaq (belanja) dari apa yang baik dan disukai. 
  8. Berinfaq (belanja) dari hasil usaha yang baik dan dari hasil bum. Jangan memilih yang buruk
Ketujuh: berinfaq (belanja) boleh kapan saja, siang dan malam (Qs.2:274), kapanpun kamu mempunyai harta lebih dan ada yang membutuhkan. Tidak ada masa tunggu satu tahun sebelum berinfaq (belanja)

Kedelapan: Infaq (belanja) adalah perintah Allah sebagai sarana untuk memelihara kehidupan. (Qs.2:254). Pengecualian bagi mereka yang benar-benar tidak punya harta.

Kesembilan: berinfaq (belanja) kepada siapa? Jauhi mereka yang berkarakter kapitalisme. Berikut ini adalah mereka yang harus diprioritaskan menurut Qs.2:233, Qs.4:9, Qs.2:215, Qs.2:273
  • Orang tua, famili, keluarga terdekat. YYatim piatu, para janda, dan mereka yang hidup tanpa harapan. 
  • Mereka yang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka, pebisnis yang gagal, dan mereka mereka yang kehilangan pekerjaan. 
  • Musafir yang perlu bantuan, tunawisma, anak jalanan dan seseorang yang datang ke kotamu dalam kondisi miskin. 
  • Kaum fakir miskin yang menderita karena Allah dan tidak bisa merantau mencari rizki. 
  • Mereka yang tidak mampu berusaha di muka bumi untuk mencari penghidupan. 
  • Seseorang yang tidak acuh pada kondisi mereka, yang dikira bebas dari kekurangan,, karena mereka berpantang memohon. Tetapi kamu dapat mengenali mereka melalui tanda pada wajah mereka karena mereka tidak selalu meminta kepada orang-orang.


Demikianlah, sangat penting bagi kaum muslimin mengetahui bagaimana cara mengelola uang mereka. Oleh karenanya pendidikan bisnis menjadi penting diselenggarakan. Untuk itulah, kita menyelenggarakan Kopdar Bisnis Biar Riba Raib untuk memaparkan konsep ekonomi Islam kepada kaum muslimin. Mari saling membantu agar kegiatan Kopdar Bisnis Biar Riba Raib dapat terselenggara dengan baik.  

Penting mengetahui bagaimana mengelola uang belanja (uang infaq). Untuk apa?
  • Agar uang dapat beredar di kalangan kaum muslimin. Distribusi rezeki secara adil dan merata. Tidak berkelebihan dan tidak kekurangan. Roda ekonomi berputar lancar. Di sini, riba tidak akan menemukan ruang bergerak. Saat ini, karena uang tertimbun di suatu tempat (bank) maka riba pun leluasa semakin menjerat. Salah siapa? salahkan mereka yang menimbun uang. Cela mereka yang menimbun uang. 
  • Memberi tanpa menyakiti. Memberi dengan tetap memelihara harga diri. Mengangkat derajat seseorang agar tidak melulu berada di bawah. Penerima menjadi Pemberi. Untuk itu perlu kita pahami politik anggaran belanja. Penjelasan lebih lanjut dapat didiskusikan bersama Kantor Layanan Wilayah Riba Crisis Center [RCC]
  • Belanja menjadi berdaya. Kaum muslimin yang berjumlah mayoritas kenapa bisa tersisihkan oleh mereka yang minoritas? tersisihkan secara ekonomi. Itu karena belanja kaum muslimin tidak berdaya. Padahal, konsep ekonomi tertulis sangat jelas dalam Al-Quran. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh para pegiatan ekonomi tanpa riba adalah membaca, mentadaburi, dan memahami Al-Quran dengan teliti. Itu semua tidak bisa dilakukan tanpa penafsiran yang jelas dan pemahaman yang menyeluruh terhadap maksud-maksud dan hukum-hukum ayat dalam Al-Quran. Secara aplikatif, Al-Quran Cordoba Multazam sangat memudahkan kita berinteraksi dengan Al-Quran.
  • Ketika belanja menjadi berdaya, riba pun lenyap. Dengan belanja berdaya, pendidikan bisa gratis sampai S2, haji dan umroh bisa gratis, kesehatan bisa gratis, belanja urusan dapur pun menjadi sangat hemat.


Kesimpulan:

Infaq = Belanja. 
Belanja sosial maupun belanja komersil. 
Mari kita mengelola belanja secara berjamaah agar belanja dapat berdaya untuk Indonesia Tanpa Riba

Rabu, 11 Mei 2016

Al-Qur'an Tafsir Bil Hadis

Al-Qur'an dengan segala macam kandungannya membutuhkan penjelasan komprehensif dan bertahap dari Rasulullah saw sekaligus aplikasi yang lebih mudah dalam kehidupan sehari-hari. Sebabnya, salah satu tujuan turunnya Al-Qur'an adalah untuk diamalkan, diperlakukan sesuai dengan adabnya, dan konsisten dalam melaksanakannya. Untuk mencapai hal ini, hanya bisa dilakukan dengan membaca, mentadaburi, dan memahaminya dengan teliti. Itu semua tidak bisa dilakukan tanpa penafsiran yang jelas dan pemahaman yang menyeluruh terhadap maksud-maksud dan hukum-hukum ayat dalam Al-quran.

Al-Qur'an Cordoba Multazam ini menyajikan hadis-hadis shohih yang berkaitan langsung dengan ayat yang ditunjuk, sebagai kaitan dan penjelasan singkat tentang ayat, karena tidak ada penafsiran yang lebih baik daripada ayat kecuali hadis baginda Nabi Muhammad saw. Penjelasan ini diharapkan bisa jadi solusi tepat untuk memahami tata cara  praktik ibadah, Muamalah, Akidah, dan sebagainya dengan berbagai macam latar belakang pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an.

Rangkaian tahapan yang disajikan  ini diharapkan mampu mengantarkan Anda memahami Al-Qur'an secara ringkas dan jelas dari satu ayat yang ditunjuk sebagai keyword, ayat yang merupakan representasi terhadap tema klasifikasi utama Al-Quran Cordoba Multazam ini.

Berikut adalah materi yang ada dalam mushaf ini berdasar konsep yang lebih ringkas dan jelas:
1. Ibadah
2. Muamalah
3. Aqidah
4. Sirah nabawi
5. Kisah Nabi & Rasul
6. Asmaul husna
7. Terapi Al-Qur'an

Ketujuh klasifikasi utama dalan mushaf ini diurutkan berdasarkan kebutuhan tuntunan aplikatif masyarakat terhadap amalan sehari-hari.

Harga Rp98.000,00
# belum termasuk ongkir
# sudah termasuk beasiswa santri yatim


IBADAH

Permasalahan ibadah menjadi sesuatu yang banyak bersentuhan dengan aktivitas keseharian seorang muslim. Dengan demikian, pedoman yang memberikan tuntunan praktis dan sederhana dalam setiap kondisi menjadi sangat penting. Penjelasan ayat-ayat ibadah dalam Al-Quran dengan menggunakan pendekatan tafsir bil ma’sur adalah yang paling baik karena berdasarkan riwayat hadis

Dalam klasifikasi tema utama ibadah ini, penjelasan ayat terkait menggunakan Hadis Nabawi yang diambil dari berbagai sumber hadis sahih, sebagiannya tetap mengedepankan masing-masing corak dan kekentalan kitab hadis para ulama, seperti kumpulan hadis kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, dan yang tidak kalah penting adalah penjelasan ayat menggunakan Hadis Qudsi yang sahih. Semua penjelasan ini tetap diberi tema dari ayat itu sehingga menjadikan pembaca dengan pemahaman minim sekalipun menjadi lebih mengerti kaitan ayat dan lebih mudah memahmi dan mempraktikan ibadah keseharian.
Kemudian, tidak ketinggalan masih berkaitan dengan tema, kami sempurnakan di beberapa halaman dengan bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

MUAMALAH

Sebagai seorang muslim yang hidup di tengah masyarakat plural, diperlukan adanya bimbingan mengenai cara berinteraksi atau bersosial.

Penyajian klasifikasi materi ini tidak jauh berbeda denngan sebelumnya, yaitu penjelasan ayat terkait menggunakan Hadis Nabawi yang diambil dari berbagai sumber sahih, sebagiannya tetap mengedepankan masing-masing corak dan kekentalan kitab hadis para Ulama, seperti kumpulan hadis kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, Hadis Qudsi yang sahih, bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

Klasifikasi ini mengupas lingkup paling kecil yang dihadapi yang dihadapi seseorang ketika bermuamalah, seperti cara berperilaku kepada orang tua, anak, saudara, dan kerabat lainnya, sampai lingkup paling besar seperti cara bermuamalah dalam berbisnis, berjual beli, berpolitik, dan berkeadilan hukum. Semuanya mengintisarikan ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu, semuanya itu menjadi pembahasan prinsipil dalam Al-Quran Cordoba Multazam ini.

AKIDAH

Akidah adalah kandungan paling mendasar dan utama sebelum yang lainnya. Tidak hanya menjadi prioritas bagi seorang muslim paripurna dalam memahami akidah secara benar terhadap Allah swt, tetapi juga menjadi pilar utama dalam keseluruhan syariat para Nabi dan Rasul.

Dalam Al-Quran Cordoba Multazam ini, materi akidah menjadi bagian dari 3 materi utama produk, menggunakan pola penyajian yang sama, dengan harapan menjadi bagian penting tuntunan aplikasi kesempurnaan amal keseharian, terlebih dengan harapan mampu meluruskan akidah sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, para sahabat dan salafus salih.

KISAH NABI DAN RASUL

Keyakinan bahwa Al-Quran adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya, ayat-ayatnya berbicara menembus batas ruang dan waktu, tentunya menjadikan Al-Quran menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Mukjizat tersebut mencakup yang berbicara, baik tentang masa yang akan datang maupun juga masa yang telah lalu. Masa yang akan datang diceritakan Allah swt, agar kita bisa menjadi lebih waspada dan membuat persiapan maksimal menyongsongnya. Sementara, masa yang telah lalu Allah ceritakan agar kita menjadi lebih bijaksana mengambil pelajaran dan nasihat dari kejadian itu.

Kisah Nabi dan Rasul dalam Al-Quran tidak hanya menjadi pelajaran bagi Rasulullah saw, para sahabat, dan kita sebagai umatnya, tetapi juga menjadi penghibur bahwa setiap perjuangan dan penderitaan yang kita hadapi sekarang, juga telah Allah timpakan kepada para Nabi dan Rasul sebelum kita, bahkan lebih berat. Perhatian ini disampaikan Allah agar kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi cobaan dalam memperjuangkan dan menapaki ketaatan di jalan-Nya.

Penjelasan ayat terkait menggunakan Hadis Nabawi yang diambil dari berbagai sumber sahih, sebagiannya tetap mengedepankan masing-masing corak dan kekentalan kitab hadis para ulama, seperti kumpulan hadis kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, Hadis Qudsi yang sahih, bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

SIRAH NABAWI

Perjuangan Rasulullah saw adalah kisah yang paling dekat dengan kita sebagai umat Islam. Kisah ini begitu dekat secara emosional bagi orang-orang yang mendambakan tegaknya Islam, perjuangan Nabi Muhammad saw, beserta para sahabatnya yang telah sangat hebat menorehkan tinta emas perjalanan umat manusia menegakkan tauhid, memberantas syirik, mengembalikan manusia kepada fitrah kehambaannya di hadapan Allah swt. Karena itu, tidak sedikit ayat-ayat Al-Quran turun berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh Rasulullah saw, dan para sahabat. Hebatnya ayat-ayat yang turun itu berlaku pula untuk umatnya.

Klasifikasi Sirah Nabawi ini adalah pemahaman ayat-ayat Al-Quran melalui pendekatan sirah. Sebaik-baik pemahaman ayat adalah mengetahui latar belakang ayat itu turun, atau yang dikatakan ulama tafsir sebagai Asbabun Nuzul ayat. Mungkin juga, Sirah Nabawi ini muncul sebagai kaitan ayat yang bersangkutan dan ada kejadian penting  penggunaan ayat ini pada masa sahabat. Penjelasan latar belakang iniakan anda dapatkan pada tema utama Sirah Nabawi dengan penjelasan Asbabun Nuzul berdasarkan riwayat sahih dengan rujukan utama kitab Imam Al-Wahidi, Asbabun Nuzul dan Imam As Suyuti, Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul. Klasifikasi ini juga menyajikan  Mu’jam yang masih berkaitan dengan tema. Dan terakhir, klasifikasi ini dikokohkan sisi emosionalnya dengan menghadirkan lebih jauh keterangan fisik dan cara hidup keseharian sosok baginda Nabi Muhammad saw atau Syamail Muhammadiyah yang diambil dari kitab Imam At-Tirmizi, Asy-Syamail Muhammadiyah.

ASMAUL HUSNA

Berbicara tentang Asmaul Husna, kiranya penting kita mengutip apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw, “sesungguhnya Allah swt mempunyai sembilan puluh sembilan nama (asmaul husna), berjumlah seratus kurang satu. Bagi siapa yang mampu untuk menghitungnya, maka iakan masuk surga.” (shahih Al-Bukhari, 6957, muslim, 2677). Betapa sangat kuat dorongan Rasulullah saw bagi kita untuk mengetahui nama-nama Allah yang disebutkan sebanyak 99. Akan tetapi, Rasulullah saw tidak secara pasti dan khusus menyebutkan runutan itu dalam satu paket hadis sebanyak 99. Hadis ini juga hanya mengisyaratkan keberadaan dan jumlahnya sehingga banyak sekali para ulama yang berlomba untuk mencari dan mengumpulkan nama-nama Allah menjadi genap 99. Akibatnya, muncullah nama-nama itu dengan berbagai versi. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa nama-nama itu hanya Allah sendiri yang berhak menyematkannya sehingga nama-nama itu muncul dengan deklarasi Allah sendiri dalam Al-Quran.

Apa yang dipaparkan dalam klasifikasi materi Asmaul Husna adalah usaha mengenalkan nama-nama Allah yang muncul dalam Al-Quran, bukan yang lain, demi menjaga perbedaan pendapat yang berkembang berkaitan dengan perselisihan nama-nama Allah. Satu hal yang lebih penting dari semua itu adalah refleksi dan aplikasi dari nama-nama itu kedalam pribadi seorang muslim, penjelasan klasifikasi materi Asmaul Husna ini, yang diambil adalah sisi aplikatif doa asmaul husna , berdasar apa yang dipraktekan langsung dari Rasulullah saw atau yang diajarkannya kepada para sahabat, juga tidak lupa dilengkapi bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

TERAPI QURANI

Al-Quran itu adalah petunjuk yang Allah swt turunkan untuk menjadi pedoman keselamatan manusia di dunia dan akhirat, termasuk bagaimana cara memperlakukan dunia ini sehingga kita tidak merasa berat menjalaninya. Kehidupan yang tengah kita jalani sekarang menyodorkan berbagai macam permasalahan dan kesulitan hidup sehingga kadang membuat kita merasa lelah dan penat menjalaninya. Tidak hanya itu, keindahan dan kenikmatannya pun terkadang membuat kita terlena sehingga lupa akan tujuan hakiki.

Kedua keadaan diatas Allah janjikan menjadi seimbang hanya dengan ingat kepadanya, yaitu dengan cara menjauhkan berbagai macam kotoran jiwa. Keberadaan Al-Quran akan mempermudah seseorang hamba untuk sampai kepada pencipta. Karena itu, Al-Quran menjanjikan pengobatan psikis tau sesuatu yang ada dalam dada manusia. Ini lah yang menjadi titik perhatian kami: mengompilasi dan menyajikan hadis-hadis yang berkaitan  dengan pembersihan jiwa atau Tazkiyatun Nafs, baik itu Hadis Nabawi yang diambil dari  kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, dan Hadis Qudsi yang sahih..

Harga Rp98.000,00
# belum termasuk ongkir
# sudah termasuk beasiswa santri yatim


Tak Berdaya Dimangsa Riba

Pertanyaan penting dalam upaya membangun solusi riba adalah, “mengapa riba merebak semakin menggurita?” Itu berarti kita coba melihat situasi masa kini yang sedang dialami oleh kaum muslimin dan membandingkannya dengan situasi masa lalu pada masa-masa awal peruntuhan sistem ekonomi riba. Tampaknya ada situasi yang terbalik yang terjadi pada masa kini bila dibandingkan dengan masa lalu. Coba kita bandingkan,

Masa lalu

Masyarakat ekonomi riba semakin terdesak. Ruang geraknya semakin sempit. Akhirnya, sistem riba pun ditinggalkan.

Masa kini

Masyarakat ekonomi anti riba semakin terdesak. Ruang geraknya semakin sempit. Sistem ekonomi riba mengepung dari segala arah. Akhirnya, praktek riba pun menjadi lazim.

Kita pun patut bertanya-tanya,
“apakah yang sedang terjadi pada kaum muslimin hari ini?”
“apakah yang tidak dilakukan oleh kaum muslimin hari ini sehingga kejayaan ekonomi tanpa riba di masa lalu tidak terulang di masa kini?”

Al-quran menjawabnya di surat al-anfaal ayat 72-73. Matsal yang dilanjutkan denan kisah berikut ini akan membantu kita memahami jawaban tersebut

Mengapa kita menjadi tak berdaya dan akhirnya dimangsa riba?

Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh

أُكِلْتُ يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ

Sejatinya, aku sudah dimangsa, saat banteng putih dimangsa

Kalimat ini adalah sebuah matsal atau peribahasa.
Al-Kisah...

Hiduplah tiga ekor banteng di sebuah hutan, banteng putih, banteng hitam dan banteng merah.
Lalu datanglah seekor singa yang hendak memangsa seekor banteng dari tiga ekor banteng itu.
Namun, karena tiga ekor banteng itu bersatu dan kompak, ketiganya melawan singa itu secara bersama-sama.

Tidak mampu melawan tiga ekor banteng sekaligus, singa itu pun pergi.
Dalam keadaan lapar, singa menyusun rencana "jahat"-nya.
Maka, datanglah ia kepada tiga ekor banteng, dan kali ini, dia bukan dengan "maksud" memangsa, namun dengan maksud berkawan dan berteman.

Maka sejak saat itu, jadilah si singa itu teman bagi tiga ekor banteng.
Namun...
Selama si singa hidup "berteman" bersama mereka, secara perlahan namun pasti, terencana dan tersusun dengan baik, singa mulai menanamkan kebencian di dalam diri banteng merah dan banteng hitam untuk membenci si banteng putih.

Strategi singa berhasil. Banteng hitam dan banteng merah mulai membenci banteng putih.
Banteng putih berusaha dengan sangat untuk memahamkan banteng hitam dan banteng merah tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun, rupanya kedua banteng itu sudah kadung "termakan" oleh rencana "jahat" si singa.
Sehingga, akhirnya, banteng putih benar-benar dikucilkan, bahkan diusir dari pertemanan mereka.
Tanpa sepengetahuan banteng hitam dan banteng merah, si singa mendatangi tempat "pengusiran" banteng putih, dan dimangsa lah si banteng putih itu oleh si singa, tanpa mampu melawan, dan tanpa ada kawan yang membantu dan membelanya.

Setelah kenyang, si singa kembali
"berkawan" dengan banteng hitam dan banteng merah.
Menariknya, karena kedua banteng itu telah benar-benar membenci si banteng putih, maka keduanya tidak merasakan keanehan apa pun yang terjadi di "dunia" mereka.

Si singa kembali berkawan dengan kedua banteng itu. Dan setelah ia mulai lapar, mulailah ia menanamkan kebencian terhadap banteng merah dalam diri banteng hitam, sampai akhirnya banteng merah benar-benar dibenci dan bahkan diusir dari "perkawanan" mereka.

Lagi-lagi, secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan si banteng hitam, si singa mendatangi lokasi terusirnya banteng merah dan memangsanya.
Tinggallah sekarang di hutan itu hanya ada si singa dan si banteng hitam, sampai akhirnya tibalah masa bagi si singa untuk memangsa si banteng hitam itu.

Saat singa hendak memangsa banteng hitam, berkatalah si banteng hitam itu:

أُكِلْتُ يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ

Jadi, pada hakekatnya, aku sudah dimakan, saat si banteng putih dimakan.

Semoga menjadi ibrah.
Nah, sekarang mari kita melihat fakta masa kini pada surat Al-Anfaal ayat 73

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfaal ayat 73)

Riba merupakan kekacauan di muka bumi dan Kerusakan yang besar yang melanda kehidupan kita hari ini. Dan itu terjadi karena Kaum muslimin tidak melaksanakan apa yang telah allah perintahkan, yaitu perintah yang terkandung dalan ayat sebelumnya, yaitu:
  1. Iman
  2. Hijrah
  3. Jihad
  4. Saling mendukung antar elemen kaum muslimin.

Iman

Hanya orang-orang beriman saja yang ditarik perhatian dan sikapnya untuk meninggalkan riba. Tanpa iman sulit melaksanakan perintah allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah ayat 278)

Sikapi persoalan riba dengan iman, maka tampaklah riba sebagai maksiat kepada allah yang harus ditinggalkan saat ini juga. Hanya dengan bermodalkan iman kita berani berhijrah, meski kita tidak mengetahui apa yang akan diperoleh dan dijumpai ditempat hijrah yang baru itu. Iman membawa kepada hijrah.

Hijrah

Kaum muhajirin berani hijrah meninggalkan semua yang mereka miliki di mekah menuju madinah yang tidak menjanjikan materi apapun kecuali kehidupan iman.
Hari ini kita hijrah dari ekonomi riba. Apa yang membuat kita berat meninggalkan ekonomi dan pekerjaan riba? Kembali kepada iman.

Jihad

Hijrah dari riba kemudian berpangku tangan saja menanti bantuan? Jihad! Berjuang dengan sungguh-sungguh! Kita sendiri yang meninggalkan riba maka kita sendiri pula yang harus berjuang, berjihad.

Ba’dhuhum auliyau ba’dhin, saling mendukung

Berjihad membangun ekonomi tanpa riba tidak bisa sendiri. Saling mendukung di antara para pelaku ekonomi. Ekonomi berjamaah.


Mengabaikan fakta al-quran membuat kita tak berdaya dan akhirnya dimangsa riba. Binasa selama-lamanya.