Disebut korban riba karena dia baru mengetahui tentang transaksi ribanya, lalu dia segera bertobat. Pada titik inilah perlunya pemulihan mental karena riba pasti terus menggoda dan memaksa, melalui bisikan manis ataupun sumpah serapah. Apakah secara mental kita kuat hidup terasing dari sistem riba yang telah menggurita?
Al-Quran surat Al-Kahfi mengingatkan.....
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Qs.18:28)
Sabar merupakan sikap mental yang ditunjukkan oleh orang yang telah tobat riba. Sabar dalam proses detoxnya. Sabar dalam meniti pertumbuhan ekonominya secara organik, memang tumbuh perlahan tapi kuat mengakar lalu pada saatnya akan berbuah sepanjang masa.
Proses detox ribanya bisa dirasakan seperti detox NTH (produk noriba tetes herbal). Setelah minum NTH, kebanyakan orang merasakan kondisi yang tidak nyaman sebagai efek positif sedang terjadi detox racun-racun dalam tubuh, kemudian NTH membantu tubuh menyerap nutrisi lebih banyak meski hanya makan sedikit. Asupan sedikit tapi berkah, jadi energi.
Hidup tanpa riba akan membuat hidup serba sedikit tapi berkah. Tobat riba membuat kita mulai mengekang diri, melatih nafsu untuk hidup disiplin, tidak kekurangan dan tidak pula berlebih. Makan hanya sekedar menghilangkan rasa lapar, tidak berlebihan. Disiplin ini membantu untuk tidak berhutang barang mewah. Kita bahkan lebih cenderung ke arah kekurangan.
Secara lahiriah, orang yang tobat riba hidup mendisiplinkan nafsu dengan cara menanggung lapar (puasa). Secara bathiniah, dia mengalihkan fokusnya dari nominal kepada nilai. Cash money is The King? Itu dulu. Sekarang fokusnya adalah bagaimana uang terus berputar dalam rangka terus meninggikan nilai suatu produk (barang/jasa).
Sikap mental yang mengambil posisi tengah antara kekurangan dan berlebihan menjadikan hidup lebih sederhana, lebih pada esensinya. Dengan begitu kita tidak tertipu lagi dengan kemasan bahasa dan promo. Dengan pandangan mata yang terang, kita lebih melihat pada benefit daripada profit, lebih pada nilai daripada nominal, lebih pada value before money. Di titik ini kita memahami, bahwa kemampuan membedakan antara riba dan jual beli ada pada sikap mental. Karena itu, orang yang bermental syaithoniyah menyamakan antara riba dan jual beli.
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275 mengajarkan bahwa sikap mental NoRIBA ada pada perolehan mauidzhoh, bukan sekedar ilmu pengetahuan, tetapi pembelajaran atas dasar teori dan praktek. Apa yang kita ketahui harus bisa kita rasakan dalam pembuktian. Dari pengetahuan itu timbullah rasa lalu cinta. Cinta itu menggerakan. Pada saat yang sama ia juga membenci hal-hal yang dapat merusak cinta. Hubungan kita yang menghindar dari sistem riba menjadi ukuran adanya cinta dan benci. Cinta pada keimanan dan benci pada kekufuran.
Insya Allah aamiin.
Ditulis pada Senin sore 10 April 2017 untuk para *Marketer NTH* terima kasih telah ikut menjualkan NTH untuk membantu korban bencana riba.
Jazakumullah khairan.
Sutrisno Nurhumaedi
Progressor di noribacenter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar