Selasa, 04 April 2017

Didatangi Rejeki Berlimpah?

Apakah rezeki mesti dicari? Lalu kemana mencarinya? Dan bagaimana caranya? Dan bla-bla pertanyaan lainnya yang bagi kebanyakan orang membuat pikiran menjadi tertekan, bingung, lalu tidak sedikit orang menabrak rambu-rambu syariat. Halal haram tidak lagi dipedulikan. Praktek riba contohnya.

Dalam persoalan rezeki ini banyak orang salah berpikir sehingga salah berbuat dan akhirnya masuk dalam kehidupan penuh kegelapan. Ingin keluar menuju kehidupan yang terang benderang? Mari kita kembali pada ajaran Al-Quran.

Al-Quran mengeluarkan pembacanya dari kegelapan menuju cahaya.

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu. (Qs.57:9)

Bagaimana ajaran Al-Quran mengenai rezeki? Memperbaiki proses dengan cara memperbaiki mindset. Dimulai dari menata ilmu dan iman. Mengetahui, menyadari lalu berbuat.

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs.58:11)

Ilmu tentang rezeki ada dalam Al-Quran yang perlu kita baca dengan sikap iman, yaitu sami'na wa atho'na: dengarkan dan ikuti. Bagaimana iman seseorang bisa diukur dan dinilai? Lihat tindakannya. Oleh karenanya Mindset yang benar hanya dapat dilihat dari proses yang benar, maka hasilnya pun benar.

Al-Quran memberikan tanda-tanda iman yang benar, yaitu dari adanya tindakan, action. Contoh: meninggalkan riba merupakan tanda iman. Belum dikatakan beriman jika belum meninggalkan riba.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Qs.2:278)

Maknanya jelas, tidak perlu penafsiran apapun: jika kamu beriman maka tinggalkan riba.

Setelah itu, Al-Quran akan mengajak pada proses selanjutnya, yaitu: hijrah, jihad, dan saling tolong-menolong. Itulah proses yang dilakukan oleh orang yang imannya benar.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. (Qs.8:74)

Perhatikan ujung ayatnya, itulah dampak dari proses yang dilakukan dengan iman yang benar, yaitu: memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia. Bukan sekedar dapat rezeki, karena ayam pun diberikan rezeki, tetapi yang diberikan adalah rezeki yang mulia.

Sampai di sini, kita telah menemukan alur prosesnya bagaimana di datangi rezeki, bukan mencari rezeki atau pun menjemput rezeki, tetapi rezeki datang sendiri.

Rezeki datang sendiri? Ya, rezeki datang dengan berlimpah.

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

Dan Allah telah membuat suatu suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (Qs.16:112)

Dalam sistem kafir, riba termasuk didalam sistem kafir, Allah akan memberikan paceklik ekonomi. Tetapi dalam sistem iman, Allah akan mendatangkan rezeki berlimpah. Kepada siapa? Perhatikan ayatnya: kepada satu kampung yang beriman, bukan orang per orang.

Rezeki mendatangi kumpulan orang yang beriman, bukan kepada orang yang beriman sendiri-sendiri. Kita kaitkan Qs.16:112 dengan Qs.8:74 bahwa mereka yang mendapatkan rezeki yang mulia adalah yang beriman, hijrah, berjihad dan saling tolong-menolong.

Ini perlu digarisbawahi dengan tebal bahwa saling tolong menolong tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, melainkan bersama-sama. Saling tolong menolong hanya bisa dilakukan dalam kumpulan orang, dalam komunitas.

http://alquransolusiriba.blogspot.co.id/2017/02/kumpulan-orang-yang-saling-menguatkan.html?m=1

Dalam proses hijrah, dalam perjuangan (jihad) memerangi sistem kafir (riba) dibutuhkan saling tolong-menolong.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Qs.47:7)

Mengapa kita harus menolong (agama) Allah?
Karena kita membutuhkan pertolongan Allah.
Karena Allah yang meluaskan dan menyempitkan rezeki
Karena Allah yang mendatangkan rezeki.
Karena Allah yang mengetahui kemana rezeki harus dikirim.
Karena Allah yang mengetahui dimana kita berada dan apa yang kita butuhkan.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَٰلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (Qs.30:40)

Visi misi gerakan ekonomi NoRIBA adalah membangun kampung beriman, kampung NoRIBA. Inilah tugas yang diamanahkan kepada peserta NoRIBA ACADEMY yang selanjutnya siap menjadi Korwil NoRIBA.

http://alquransolusiriba.blogspot.co.id/2017/03/kampung-noriba.html?m=1

Dalam proses berjihad mewujudkan kampung NoRIBA, seorang korwil NoRIBA mendapatkan materi pembelajaran di NoRIBA ACADEMY.

http://alquransolusiriba.blogspot.co.id/2017/03/materi-benefit-noriba-academy.html?m=1

Mengapa harus menjadi Korwil NoRIBA?
Mengapa harus membangun kampung NoRIBA?
Supaya didatangi oleh rezeki yang berlimpah. Jadi mari kita jalani sebab-sebab didatangi rezeki.

Sebagai catatan yang perlu diingat, bahwa tulisan ini bukan untuk membuat kita berdiam diri menunggu datangnya rezeki, tetapi membuat kita sibuk berupaya menjalani sebab-sebab datangnya rezeki.

Allah tidak menyuruh kita sibuk memikirkan rezeki, karena Allah telah mengatur pembagian rezeki sesuai dengan takarannya (ukuran). Maka mari kita sibuk memperbesar takaran tersebut. Bagaimana kita bisa menampung air hujang sebanyak 10 liter jika kita menggunakan wadah berukuran 5 liter?

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (Qs.42:27)

Mari kita sibuk berupaya memperbesar ukuran wadah penampung limpahan rezeki dari Allah. NoRIBA ACADEMY adalah salah satu ikhtiar kita memperbesar takaran penampung limpahan rezeki. Terlibat dalam manajemen NoRIBA (menjadi korwil) adalah salah satu cara memperbesar kapasitas penerima rezeki.

Oleh karenanya Allah memerintahkan kita untuk fokus pada sebab-sebab datangnya rezeki. Jika binatang mengetahui sebab-sebab rezekinya sehingga binatang tdk perlu repot merantau atau ikut seminar bisnis sana-sini, maka kita manusia seharusnya lebih mengetahui sebab-sebab rezeki datang.

وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ

Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. (Qs.51:22)

Maka janganlah lagi kita bingung soal rezeki, bingunglah soal sebab-sebab datangnya rezeki. Sudahkah kita mengupayakan sebab-sebab datangnya rezeki? Salah satu sebab rezeki adalah sholat. Dalam materi NoRIBA ACADEMY kita membahas tentang sholat sebagai teori bisnis yang tidak akan merugi (Qs.35:29). Sholat berjamaah sebagai upaya mewujudkan kumpulan orang yang saling tolong-menolong.

Jadi jangan ribut lagi soal rezeki. Sudahkah sholat ditegakkan? Sudahkah sholat berjamaah ditegakkan?

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Qs.20:132)

http://alquransolusiriba.blogspot.co.id/2017/03/hadirkan-sholat-sebagai-solusi.html?m=1

فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ

Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan. (Qs.51:23)

Maka, mari kita berbuat fokus pada sebab-sebab datangnya rezeki;
1. Iman
2. Hijrah
3. Jihad
4. Saling tolong-menolong

Insya Allah aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar