Teknik operasional Iman dan Taqwa dalam membuka pintu rezeki di langit dan di bumi.
Namun sebelum itu, saya ingin menghadirkan fakta ayat yang tengah terjadi hari ini. Dan fakta tersebut lah yang menjelaskan kenapa semakin zaman menghujung persoalan rezeki semakin sulit.
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ اِلَّا تَفْعَلُوْهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الْاَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ
"Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di Bumi dan kerusakan yang besar."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 73)
Ini fakta yang tengah terjadi:
fitnah merajalela di muka bumi dengan dampak kerusakan yg sangat besar
Contoh --> riba semakin erat menjerat, kerusakannya menyebar kuat.
Kenapa itu bisa terjadi? Karena orang-orang yang tak beriman (kafir) saling dukung-mendukung.
Kemana orang-orang yang beriman? Bercerai berai bagai buih di lautan.
Sistem ekonomi riba semakin menggurita dengan jaringan yang saling menguatkan
👇 👇 👇 👇 👇 👇 👇 👇
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْض
Dan kita, yang merasa punya iman, pun ikut menguatkan lembaga riba mereka dengan simpanan harta. Secara fisik kita berjamaah di masjid, tapi secara ekonomi kita malah berjamaah menguatkan sistem ribawi. Contoh sederhananya, kita salah memahami konsep menabung. salah kaprah menabung.
Secara teknis operasional iman kita tak bekerja, lalu bagaimana taqwa bisa tumbuh bersemi?
Qs.2:278 menyeru dg tegas:
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَذَرُوْا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبٰٓوا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Wahai orang-orang yg beriman! (kita merasa dipanggil karena kita merasa beriman) bertaqwa lah kpd Allah dan tinggalkan semua jenis riba (sudahkah kita mendengar seruan itu? Sudahkah kita mentaatinya?) jika kamu benar-benar orang beriman (Apakah iman kita diragukan? Apakah benar kita telah mendengar dan taat?)
Secara teknis operasional, orang-orang beriman berkata: sami'na wa atho'na. artinya: kami dengar dan kami taat.
Bila iman dijadikan landasan taqwa untuk membuka pintu rezeki di langit dan di bumi, maka apakah yang telah kita dengar untuk ditaati?
Beginilah cara IMAN bekerja menghasilkan TAQWA untuk membuka pintu rezeki di langit dan di bumi.
Bingung soal rezeki? Cukuplah kita bertanya pada diri sendiri: apakah aku sudah beriman?
قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰـكِنْ قُوْلُوْۤا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۚ وَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْئًــا ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Orang-orang Arab Badui berkata, Kami telah beriman. Katakanlah (kepada mereka), Kamu belum beriman, tetapi katakanlah Kami telah tunduk (Islam), karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 14)
Ternyata iman bukan hanya sekedar perkataan ataupun perasaan: saya telah beriman.
Tetapi iman adalah soal pengetahuan yang menggerakkan. Bergerak mengikuti apa yang telah diketahuinya. Oleh karenanya pengetahuan itu masuk kedalam hati menjadi kesadaran lalu cinta.
Dalam Al Quran, cinta bermakna habbah yaitu benih. Mengakar kuat tak terlihat, bertumbuh dan terus bertumbuh lalu nampak berbuah. Yang terasa dan terlihat di luar adalah buah tindakan, dan itu bersumber dari benih/cinta yang mengakar di dalam.
Maka marilah kita bertanya pada diri:
Apakah aku beriman?
Pengetahuan apa yg telah aku terima?
Pengetahuan apa yg telah aku ikuti?
Pengetahuan apa yg telah menjadi petunjuk bagiku yg dengannya aku berbuat?
Tanda iman adalah bertambahnya pengetahuan, bertambahnya petunjuk dan bertambahnya perbuatan.
Seperti imannya para pemuda ashabul kahfi yg berdampak pada bertambahnya petunjuk.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَـقِّ ۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًى
"Kami ceritakan kepadamu kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka,"
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 13)
Sikap orang beriman terhadap pengetahuan/petunjuk adalah mereka berkata: kami mendengar dan kami taat, sami'na wa atho'na
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 285)
Sebagai orang yg mengaku beriman, pengetahuan apakah yg kita ikuti sebagai petunjuk?
وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
"Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat,"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 155)
Secara teknis operasional, orang-orang beriman berkata: sami'na wa atho'na. artinya: kami dengar dan kami taat. Mendengar apa? Petunjuk AlQuran. Taat kepada apa? Petunjuk Al Quran.
Sami'na wa atho'na kepada Al Quran menghadirkan ketakwaan.
ذٰ لِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)
Qs.6:155 menjelaskan bahwa Al Quran penuh dengan keberkahan. Siapa yg berinteraksi dengan Al Quran maka dia diliputi keberkahan.
Maka sesungguhnya, pembaca Al Quran tidak perlu risau lagi dengan rezeki. Buka lah keberkahan rezeki langit dan bumi dengan sikap iman dan taqwa terhadap Al Quran.
Begitu pula dengan persoalan riba dan solusinya. Buka lah Al Quran. Dengarkan dan ikuti petunjuknya dengan sikap iman dan taqwa.
Di Grup NoRIBA kita sedang bangun solusi riba berbasis Al Quran. Dengarkan dan ikuti. Ada teori dan ada pula praktek.
Lihat Profile, Visi Misi, dan Strategi Kerja NoRIBA
Klik bit.ly/ProfileNoRIBA
-------------
Ket. Foto: Pohon Kurma tumbuh di belakang Gedung Wali Kota Jakarta Timur. Pohonnya bertunas. itu tanda pohon kurma betina. Ikut patungan yuk bangun kawasan hijrah berbasis kebun kurma klik bit.ly/InvestasiBerjamaah
Namun sebelum itu, saya ingin menghadirkan fakta ayat yang tengah terjadi hari ini. Dan fakta tersebut lah yang menjelaskan kenapa semakin zaman menghujung persoalan rezeki semakin sulit.
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ اِلَّا تَفْعَلُوْهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الْاَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيْرٌ
"Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di Bumi dan kerusakan yang besar."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 73)
Ini fakta yang tengah terjadi:
fitnah merajalela di muka bumi dengan dampak kerusakan yg sangat besar
Contoh --> riba semakin erat menjerat, kerusakannya menyebar kuat.
Kenapa itu bisa terjadi? Karena orang-orang yang tak beriman (kafir) saling dukung-mendukung.
Kemana orang-orang yang beriman? Bercerai berai bagai buih di lautan.
Sistem ekonomi riba semakin menggurita dengan jaringan yang saling menguatkan
👇 👇 👇 👇 👇 👇 👇 👇
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْض
Dan kita, yang merasa punya iman, pun ikut menguatkan lembaga riba mereka dengan simpanan harta. Secara fisik kita berjamaah di masjid, tapi secara ekonomi kita malah berjamaah menguatkan sistem ribawi. Contoh sederhananya, kita salah memahami konsep menabung. salah kaprah menabung.
Secara teknis operasional iman kita tak bekerja, lalu bagaimana taqwa bisa tumbuh bersemi?
Qs.2:278 menyeru dg tegas:
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَذَرُوْا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبٰٓوا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Wahai orang-orang yg beriman! (kita merasa dipanggil karena kita merasa beriman) bertaqwa lah kpd Allah dan tinggalkan semua jenis riba (sudahkah kita mendengar seruan itu? Sudahkah kita mentaatinya?) jika kamu benar-benar orang beriman (Apakah iman kita diragukan? Apakah benar kita telah mendengar dan taat?)
Secara teknis operasional, orang-orang beriman berkata: sami'na wa atho'na. artinya: kami dengar dan kami taat.
Bila iman dijadikan landasan taqwa untuk membuka pintu rezeki di langit dan di bumi, maka apakah yang telah kita dengar untuk ditaati?
Beginilah cara IMAN bekerja menghasilkan TAQWA untuk membuka pintu rezeki di langit dan di bumi.
Bingung soal rezeki? Cukuplah kita bertanya pada diri sendiri: apakah aku sudah beriman?
قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰـكِنْ قُوْلُوْۤا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۚ وَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْئًــا ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Orang-orang Arab Badui berkata, Kami telah beriman. Katakanlah (kepada mereka), Kamu belum beriman, tetapi katakanlah Kami telah tunduk (Islam), karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 14)
Ternyata iman bukan hanya sekedar perkataan ataupun perasaan: saya telah beriman.
Tetapi iman adalah soal pengetahuan yang menggerakkan. Bergerak mengikuti apa yang telah diketahuinya. Oleh karenanya pengetahuan itu masuk kedalam hati menjadi kesadaran lalu cinta.
Dalam Al Quran, cinta bermakna habbah yaitu benih. Mengakar kuat tak terlihat, bertumbuh dan terus bertumbuh lalu nampak berbuah. Yang terasa dan terlihat di luar adalah buah tindakan, dan itu bersumber dari benih/cinta yang mengakar di dalam.
Maka marilah kita bertanya pada diri:
Apakah aku beriman?
Pengetahuan apa yg telah aku terima?
Pengetahuan apa yg telah aku ikuti?
Pengetahuan apa yg telah menjadi petunjuk bagiku yg dengannya aku berbuat?
Tanda iman adalah bertambahnya pengetahuan, bertambahnya petunjuk dan bertambahnya perbuatan.
Seperti imannya para pemuda ashabul kahfi yg berdampak pada bertambahnya petunjuk.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَـقِّ ۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًى
"Kami ceritakan kepadamu kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka,"
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 13)
Sikap orang beriman terhadap pengetahuan/petunjuk adalah mereka berkata: kami mendengar dan kami taat, sami'na wa atho'na
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 285)
Sebagai orang yg mengaku beriman, pengetahuan apakah yg kita ikuti sebagai petunjuk?
وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
"Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat,"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 155)
Secara teknis operasional, orang-orang beriman berkata: sami'na wa atho'na. artinya: kami dengar dan kami taat. Mendengar apa? Petunjuk AlQuran. Taat kepada apa? Petunjuk Al Quran.
Sami'na wa atho'na kepada Al Quran menghadirkan ketakwaan.
ذٰ لِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)
Qs.6:155 menjelaskan bahwa Al Quran penuh dengan keberkahan. Siapa yg berinteraksi dengan Al Quran maka dia diliputi keberkahan.
Maka sesungguhnya, pembaca Al Quran tidak perlu risau lagi dengan rezeki. Buka lah keberkahan rezeki langit dan bumi dengan sikap iman dan taqwa terhadap Al Quran.
Begitu pula dengan persoalan riba dan solusinya. Buka lah Al Quran. Dengarkan dan ikuti petunjuknya dengan sikap iman dan taqwa.
Di Grup NoRIBA kita sedang bangun solusi riba berbasis Al Quran. Dengarkan dan ikuti. Ada teori dan ada pula praktek.
Lihat Profile, Visi Misi, dan Strategi Kerja NoRIBA
Klik bit.ly/ProfileNoRIBA
-------------
Ket. Foto: Pohon Kurma tumbuh di belakang Gedung Wali Kota Jakarta Timur. Pohonnya bertunas. itu tanda pohon kurma betina. Ikut patungan yuk bangun kawasan hijrah berbasis kebun kurma klik bit.ly/InvestasiBerjamaah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar