Pertanyaan
penting dalam upaya membangun solusi riba adalah, “mengapa riba merebak semakin
menggurita?” Itu berarti kita coba melihat situasi masa kini yang sedang
dialami oleh kaum muslimin dan membandingkannya dengan situasi masa lalu pada
masa-masa awal peruntuhan sistem ekonomi riba. Tampaknya ada situasi yang
terbalik yang terjadi pada masa kini bila dibandingkan dengan masa lalu. Coba
kita bandingkan,
Masa
lalu
Masyarakat ekonomi riba semakin terdesak.
Ruang geraknya semakin sempit. Akhirnya, sistem riba pun ditinggalkan.
Masa
kini
Masyarakat ekonomi anti riba semakin
terdesak. Ruang geraknya semakin sempit. Sistem ekonomi riba mengepung dari
segala arah. Akhirnya, praktek riba pun menjadi lazim.
Kita
pun patut bertanya-tanya,
“apakah
yang sedang terjadi pada kaum muslimin hari ini?”
“apakah
yang tidak dilakukan oleh kaum muslimin hari ini sehingga kejayaan ekonomi
tanpa riba di masa lalu tidak terulang di masa kini?”
Al-quran
menjawabnya di surat al-anfaal ayat 72-73. Matsal yang dilanjutkan denan kisah
berikut ini akan membantu kita memahami jawaban tersebut
Mengapa
kita menjadi tak berdaya dan akhirnya dimangsa riba?
Ukiltu
Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh
أُكِلْتُ
يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ
Sejatinya,
aku sudah dimangsa, saat banteng putih dimangsa
Kalimat
ini adalah sebuah matsal atau peribahasa.
Al-Kisah...
Hiduplah
tiga ekor banteng di sebuah hutan, banteng putih, banteng hitam dan banteng
merah.
Lalu
datanglah seekor singa yang hendak memangsa seekor banteng dari tiga ekor
banteng itu.
Namun,
karena tiga ekor banteng itu bersatu dan kompak, ketiganya melawan singa itu
secara bersama-sama.
Tidak
mampu melawan tiga ekor banteng sekaligus, singa itu pun pergi.
Dalam
keadaan lapar, singa menyusun rencana "jahat"-nya.
Maka,
datanglah ia kepada tiga ekor banteng, dan kali ini, dia bukan dengan
"maksud" memangsa, namun dengan maksud berkawan dan berteman.
Maka
sejak saat itu, jadilah si singa itu teman bagi tiga ekor banteng.
Namun...
Selama
si singa hidup "berteman" bersama mereka, secara perlahan namun
pasti, terencana dan tersusun dengan baik, singa mulai menanamkan kebencian di
dalam diri banteng merah dan banteng hitam untuk membenci si banteng putih.
Strategi
singa berhasil. Banteng hitam dan banteng merah mulai membenci banteng putih.
Banteng
putih berusaha dengan sangat untuk memahamkan banteng hitam dan banteng merah
tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun, rupanya kedua banteng itu sudah
kadung "termakan" oleh rencana "jahat" si singa.
Sehingga,
akhirnya, banteng putih benar-benar dikucilkan, bahkan diusir dari pertemanan
mereka.
Tanpa
sepengetahuan banteng hitam dan banteng merah, si singa mendatangi tempat
"pengusiran" banteng putih, dan dimangsa lah si banteng putih itu
oleh si singa, tanpa mampu melawan, dan tanpa ada kawan yang membantu dan
membelanya.
Setelah
kenyang, si singa kembali
"berkawan"
dengan banteng hitam dan banteng merah.
Menariknya,
karena kedua banteng itu telah benar-benar membenci si banteng putih, maka
keduanya tidak merasakan keanehan apa pun yang terjadi di "dunia"
mereka.
Si
singa kembali berkawan dengan kedua banteng itu. Dan setelah ia mulai lapar,
mulailah ia menanamkan kebencian terhadap banteng merah dalam diri banteng
hitam, sampai akhirnya banteng merah benar-benar dibenci dan bahkan diusir dari
"perkawanan" mereka.
Lagi-lagi,
secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan si banteng hitam, si singa mendatangi
lokasi terusirnya banteng merah dan memangsanya.
Tinggallah
sekarang di hutan itu hanya ada si singa dan si banteng hitam, sampai akhirnya
tibalah masa bagi si singa untuk memangsa si banteng hitam itu.
Saat
singa hendak memangsa banteng hitam, berkatalah si banteng hitam itu:
أُكِلْتُ
يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ
Jadi,
pada hakekatnya, aku sudah dimakan, saat si banteng putih dimakan.
Semoga
menjadi ibrah.
Nah,
sekarang mari kita melihat fakta masa kini pada surat Al-Anfaal ayat 73
وَالَّذِينَ كَفَرُوا
بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi
pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak
melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi
kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfaal ayat 73)
Riba
merupakan kekacauan di muka bumi dan Kerusakan yang besar yang melanda
kehidupan kita hari ini. Dan itu terjadi karena Kaum muslimin tidak
melaksanakan apa yang telah allah perintahkan, yaitu perintah yang terkandung
dalan ayat sebelumnya, yaitu:
- Iman
- Hijrah
- Jihad
- Saling mendukung antar elemen
kaum muslimin.
Iman
Hanya
orang-orang beriman saja yang ditarik perhatian dan sikapnya untuk meninggalkan
riba. Tanpa iman sulit melaksanakan perintah allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم
مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. (Al-Baqarah ayat 278)
Sikapi
persoalan riba dengan iman, maka tampaklah riba sebagai maksiat kepada allah
yang harus ditinggalkan saat ini juga. Hanya dengan bermodalkan iman kita
berani berhijrah, meski kita tidak mengetahui apa yang akan diperoleh dan
dijumpai ditempat hijrah yang baru itu. Iman membawa kepada hijrah.
Hijrah
Kaum
muhajirin berani hijrah meninggalkan semua yang mereka miliki di mekah menuju
madinah yang tidak menjanjikan materi apapun kecuali kehidupan iman.
Hari
ini kita hijrah dari ekonomi riba. Apa yang membuat kita berat meninggalkan
ekonomi dan pekerjaan riba? Kembali kepada iman.
Jihad
Hijrah
dari riba kemudian berpangku tangan saja menanti bantuan? Jihad! Berjuang dengan
sungguh-sungguh! Kita sendiri yang meninggalkan riba maka kita sendiri pula
yang harus berjuang, berjihad.
Ba’dhuhum
auliyau ba’dhin, saling mendukung
Berjihad
membangun ekonomi tanpa riba tidak bisa sendiri. Saling mendukung di antara
para pelaku ekonomi. Ekonomi berjamaah.
Mengabaikan
fakta al-quran membuat kita tak berdaya dan akhirnya dimangsa riba. Binasa selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar