Rabu, 11 Mei 2016

Tak Berdaya Dimangsa Riba

Pertanyaan penting dalam upaya membangun solusi riba adalah, “mengapa riba merebak semakin menggurita?” Itu berarti kita coba melihat situasi masa kini yang sedang dialami oleh kaum muslimin dan membandingkannya dengan situasi masa lalu pada masa-masa awal peruntuhan sistem ekonomi riba. Tampaknya ada situasi yang terbalik yang terjadi pada masa kini bila dibandingkan dengan masa lalu. Coba kita bandingkan,

Masa lalu

Masyarakat ekonomi riba semakin terdesak. Ruang geraknya semakin sempit. Akhirnya, sistem riba pun ditinggalkan.

Masa kini

Masyarakat ekonomi anti riba semakin terdesak. Ruang geraknya semakin sempit. Sistem ekonomi riba mengepung dari segala arah. Akhirnya, praktek riba pun menjadi lazim.

Kita pun patut bertanya-tanya,
“apakah yang sedang terjadi pada kaum muslimin hari ini?”
“apakah yang tidak dilakukan oleh kaum muslimin hari ini sehingga kejayaan ekonomi tanpa riba di masa lalu tidak terulang di masa kini?”

Al-quran menjawabnya di surat al-anfaal ayat 72-73. Matsal yang dilanjutkan denan kisah berikut ini akan membantu kita memahami jawaban tersebut

Mengapa kita menjadi tak berdaya dan akhirnya dimangsa riba?

Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh

أُكِلْتُ يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ

Sejatinya, aku sudah dimangsa, saat banteng putih dimangsa

Kalimat ini adalah sebuah matsal atau peribahasa.
Al-Kisah...

Hiduplah tiga ekor banteng di sebuah hutan, banteng putih, banteng hitam dan banteng merah.
Lalu datanglah seekor singa yang hendak memangsa seekor banteng dari tiga ekor banteng itu.
Namun, karena tiga ekor banteng itu bersatu dan kompak, ketiganya melawan singa itu secara bersama-sama.

Tidak mampu melawan tiga ekor banteng sekaligus, singa itu pun pergi.
Dalam keadaan lapar, singa menyusun rencana "jahat"-nya.
Maka, datanglah ia kepada tiga ekor banteng, dan kali ini, dia bukan dengan "maksud" memangsa, namun dengan maksud berkawan dan berteman.

Maka sejak saat itu, jadilah si singa itu teman bagi tiga ekor banteng.
Namun...
Selama si singa hidup "berteman" bersama mereka, secara perlahan namun pasti, terencana dan tersusun dengan baik, singa mulai menanamkan kebencian di dalam diri banteng merah dan banteng hitam untuk membenci si banteng putih.

Strategi singa berhasil. Banteng hitam dan banteng merah mulai membenci banteng putih.
Banteng putih berusaha dengan sangat untuk memahamkan banteng hitam dan banteng merah tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun, rupanya kedua banteng itu sudah kadung "termakan" oleh rencana "jahat" si singa.
Sehingga, akhirnya, banteng putih benar-benar dikucilkan, bahkan diusir dari pertemanan mereka.
Tanpa sepengetahuan banteng hitam dan banteng merah, si singa mendatangi tempat "pengusiran" banteng putih, dan dimangsa lah si banteng putih itu oleh si singa, tanpa mampu melawan, dan tanpa ada kawan yang membantu dan membelanya.

Setelah kenyang, si singa kembali
"berkawan" dengan banteng hitam dan banteng merah.
Menariknya, karena kedua banteng itu telah benar-benar membenci si banteng putih, maka keduanya tidak merasakan keanehan apa pun yang terjadi di "dunia" mereka.

Si singa kembali berkawan dengan kedua banteng itu. Dan setelah ia mulai lapar, mulailah ia menanamkan kebencian terhadap banteng merah dalam diri banteng hitam, sampai akhirnya banteng merah benar-benar dibenci dan bahkan diusir dari "perkawanan" mereka.

Lagi-lagi, secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan si banteng hitam, si singa mendatangi lokasi terusirnya banteng merah dan memangsanya.
Tinggallah sekarang di hutan itu hanya ada si singa dan si banteng hitam, sampai akhirnya tibalah masa bagi si singa untuk memangsa si banteng hitam itu.

Saat singa hendak memangsa banteng hitam, berkatalah si banteng hitam itu:

أُكِلْتُ يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ

Jadi, pada hakekatnya, aku sudah dimakan, saat si banteng putih dimakan.

Semoga menjadi ibrah.
Nah, sekarang mari kita melihat fakta masa kini pada surat Al-Anfaal ayat 73

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfaal ayat 73)

Riba merupakan kekacauan di muka bumi dan Kerusakan yang besar yang melanda kehidupan kita hari ini. Dan itu terjadi karena Kaum muslimin tidak melaksanakan apa yang telah allah perintahkan, yaitu perintah yang terkandung dalan ayat sebelumnya, yaitu:
  1. Iman
  2. Hijrah
  3. Jihad
  4. Saling mendukung antar elemen kaum muslimin.

Iman

Hanya orang-orang beriman saja yang ditarik perhatian dan sikapnya untuk meninggalkan riba. Tanpa iman sulit melaksanakan perintah allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Al-Baqarah ayat 278)

Sikapi persoalan riba dengan iman, maka tampaklah riba sebagai maksiat kepada allah yang harus ditinggalkan saat ini juga. Hanya dengan bermodalkan iman kita berani berhijrah, meski kita tidak mengetahui apa yang akan diperoleh dan dijumpai ditempat hijrah yang baru itu. Iman membawa kepada hijrah.

Hijrah

Kaum muhajirin berani hijrah meninggalkan semua yang mereka miliki di mekah menuju madinah yang tidak menjanjikan materi apapun kecuali kehidupan iman.
Hari ini kita hijrah dari ekonomi riba. Apa yang membuat kita berat meninggalkan ekonomi dan pekerjaan riba? Kembali kepada iman.

Jihad

Hijrah dari riba kemudian berpangku tangan saja menanti bantuan? Jihad! Berjuang dengan sungguh-sungguh! Kita sendiri yang meninggalkan riba maka kita sendiri pula yang harus berjuang, berjihad.

Ba’dhuhum auliyau ba’dhin, saling mendukung

Berjihad membangun ekonomi tanpa riba tidak bisa sendiri. Saling mendukung di antara para pelaku ekonomi. Ekonomi berjamaah.


Mengabaikan fakta al-quran membuat kita tak berdaya dan akhirnya dimangsa riba. Binasa selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar