Rabu, 11 Mei 2016

Al-Qur'an Tafsir Bil Hadis

Al-Qur'an dengan segala macam kandungannya membutuhkan penjelasan komprehensif dan bertahap dari Rasulullah saw sekaligus aplikasi yang lebih mudah dalam kehidupan sehari-hari. Sebabnya, salah satu tujuan turunnya Al-Qur'an adalah untuk diamalkan, diperlakukan sesuai dengan adabnya, dan konsisten dalam melaksanakannya. Untuk mencapai hal ini, hanya bisa dilakukan dengan membaca, mentadaburi, dan memahaminya dengan teliti. Itu semua tidak bisa dilakukan tanpa penafsiran yang jelas dan pemahaman yang menyeluruh terhadap maksud-maksud dan hukum-hukum ayat dalam Al-quran.

Al-Qur'an Cordoba Multazam ini menyajikan hadis-hadis shohih yang berkaitan langsung dengan ayat yang ditunjuk, sebagai kaitan dan penjelasan singkat tentang ayat, karena tidak ada penafsiran yang lebih baik daripada ayat kecuali hadis baginda Nabi Muhammad saw. Penjelasan ini diharapkan bisa jadi solusi tepat untuk memahami tata cara  praktik ibadah, Muamalah, Akidah, dan sebagainya dengan berbagai macam latar belakang pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an.

Rangkaian tahapan yang disajikan  ini diharapkan mampu mengantarkan Anda memahami Al-Qur'an secara ringkas dan jelas dari satu ayat yang ditunjuk sebagai keyword, ayat yang merupakan representasi terhadap tema klasifikasi utama Al-Quran Cordoba Multazam ini.

Berikut adalah materi yang ada dalam mushaf ini berdasar konsep yang lebih ringkas dan jelas:
1. Ibadah
2. Muamalah
3. Aqidah
4. Sirah nabawi
5. Kisah Nabi & Rasul
6. Asmaul husna
7. Terapi Al-Qur'an

Ketujuh klasifikasi utama dalan mushaf ini diurutkan berdasarkan kebutuhan tuntunan aplikatif masyarakat terhadap amalan sehari-hari.

Harga Rp98.000,00
# belum termasuk ongkir
# sudah termasuk beasiswa santri yatim


IBADAH

Permasalahan ibadah menjadi sesuatu yang banyak bersentuhan dengan aktivitas keseharian seorang muslim. Dengan demikian, pedoman yang memberikan tuntunan praktis dan sederhana dalam setiap kondisi menjadi sangat penting. Penjelasan ayat-ayat ibadah dalam Al-Quran dengan menggunakan pendekatan tafsir bil ma’sur adalah yang paling baik karena berdasarkan riwayat hadis

Dalam klasifikasi tema utama ibadah ini, penjelasan ayat terkait menggunakan Hadis Nabawi yang diambil dari berbagai sumber hadis sahih, sebagiannya tetap mengedepankan masing-masing corak dan kekentalan kitab hadis para ulama, seperti kumpulan hadis kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, dan yang tidak kalah penting adalah penjelasan ayat menggunakan Hadis Qudsi yang sahih. Semua penjelasan ini tetap diberi tema dari ayat itu sehingga menjadikan pembaca dengan pemahaman minim sekalipun menjadi lebih mengerti kaitan ayat dan lebih mudah memahmi dan mempraktikan ibadah keseharian.
Kemudian, tidak ketinggalan masih berkaitan dengan tema, kami sempurnakan di beberapa halaman dengan bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

MUAMALAH

Sebagai seorang muslim yang hidup di tengah masyarakat plural, diperlukan adanya bimbingan mengenai cara berinteraksi atau bersosial.

Penyajian klasifikasi materi ini tidak jauh berbeda denngan sebelumnya, yaitu penjelasan ayat terkait menggunakan Hadis Nabawi yang diambil dari berbagai sumber sahih, sebagiannya tetap mengedepankan masing-masing corak dan kekentalan kitab hadis para Ulama, seperti kumpulan hadis kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, Hadis Qudsi yang sahih, bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

Klasifikasi ini mengupas lingkup paling kecil yang dihadapi yang dihadapi seseorang ketika bermuamalah, seperti cara berperilaku kepada orang tua, anak, saudara, dan kerabat lainnya, sampai lingkup paling besar seperti cara bermuamalah dalam berbisnis, berjual beli, berpolitik, dan berkeadilan hukum. Semuanya mengintisarikan ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu, semuanya itu menjadi pembahasan prinsipil dalam Al-Quran Cordoba Multazam ini.

AKIDAH

Akidah adalah kandungan paling mendasar dan utama sebelum yang lainnya. Tidak hanya menjadi prioritas bagi seorang muslim paripurna dalam memahami akidah secara benar terhadap Allah swt, tetapi juga menjadi pilar utama dalam keseluruhan syariat para Nabi dan Rasul.

Dalam Al-Quran Cordoba Multazam ini, materi akidah menjadi bagian dari 3 materi utama produk, menggunakan pola penyajian yang sama, dengan harapan menjadi bagian penting tuntunan aplikasi kesempurnaan amal keseharian, terlebih dengan harapan mampu meluruskan akidah sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, para sahabat dan salafus salih.

KISAH NABI DAN RASUL

Keyakinan bahwa Al-Quran adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya, ayat-ayatnya berbicara menembus batas ruang dan waktu, tentunya menjadikan Al-Quran menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Mukjizat tersebut mencakup yang berbicara, baik tentang masa yang akan datang maupun juga masa yang telah lalu. Masa yang akan datang diceritakan Allah swt, agar kita bisa menjadi lebih waspada dan membuat persiapan maksimal menyongsongnya. Sementara, masa yang telah lalu Allah ceritakan agar kita menjadi lebih bijaksana mengambil pelajaran dan nasihat dari kejadian itu.

Kisah Nabi dan Rasul dalam Al-Quran tidak hanya menjadi pelajaran bagi Rasulullah saw, para sahabat, dan kita sebagai umatnya, tetapi juga menjadi penghibur bahwa setiap perjuangan dan penderitaan yang kita hadapi sekarang, juga telah Allah timpakan kepada para Nabi dan Rasul sebelum kita, bahkan lebih berat. Perhatian ini disampaikan Allah agar kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi cobaan dalam memperjuangkan dan menapaki ketaatan di jalan-Nya.

Penjelasan ayat terkait menggunakan Hadis Nabawi yang diambil dari berbagai sumber sahih, sebagiannya tetap mengedepankan masing-masing corak dan kekentalan kitab hadis para ulama, seperti kumpulan hadis kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, Hadis Qudsi yang sahih, bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

SIRAH NABAWI

Perjuangan Rasulullah saw adalah kisah yang paling dekat dengan kita sebagai umat Islam. Kisah ini begitu dekat secara emosional bagi orang-orang yang mendambakan tegaknya Islam, perjuangan Nabi Muhammad saw, beserta para sahabatnya yang telah sangat hebat menorehkan tinta emas perjalanan umat manusia menegakkan tauhid, memberantas syirik, mengembalikan manusia kepada fitrah kehambaannya di hadapan Allah swt. Karena itu, tidak sedikit ayat-ayat Al-Quran turun berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh Rasulullah saw, dan para sahabat. Hebatnya ayat-ayat yang turun itu berlaku pula untuk umatnya.

Klasifikasi Sirah Nabawi ini adalah pemahaman ayat-ayat Al-Quran melalui pendekatan sirah. Sebaik-baik pemahaman ayat adalah mengetahui latar belakang ayat itu turun, atau yang dikatakan ulama tafsir sebagai Asbabun Nuzul ayat. Mungkin juga, Sirah Nabawi ini muncul sebagai kaitan ayat yang bersangkutan dan ada kejadian penting  penggunaan ayat ini pada masa sahabat. Penjelasan latar belakang iniakan anda dapatkan pada tema utama Sirah Nabawi dengan penjelasan Asbabun Nuzul berdasarkan riwayat sahih dengan rujukan utama kitab Imam Al-Wahidi, Asbabun Nuzul dan Imam As Suyuti, Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul. Klasifikasi ini juga menyajikan  Mu’jam yang masih berkaitan dengan tema. Dan terakhir, klasifikasi ini dikokohkan sisi emosionalnya dengan menghadirkan lebih jauh keterangan fisik dan cara hidup keseharian sosok baginda Nabi Muhammad saw atau Syamail Muhammadiyah yang diambil dari kitab Imam At-Tirmizi, Asy-Syamail Muhammadiyah.

ASMAUL HUSNA

Berbicara tentang Asmaul Husna, kiranya penting kita mengutip apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw, “sesungguhnya Allah swt mempunyai sembilan puluh sembilan nama (asmaul husna), berjumlah seratus kurang satu. Bagi siapa yang mampu untuk menghitungnya, maka iakan masuk surga.” (shahih Al-Bukhari, 6957, muslim, 2677). Betapa sangat kuat dorongan Rasulullah saw bagi kita untuk mengetahui nama-nama Allah yang disebutkan sebanyak 99. Akan tetapi, Rasulullah saw tidak secara pasti dan khusus menyebutkan runutan itu dalam satu paket hadis sebanyak 99. Hadis ini juga hanya mengisyaratkan keberadaan dan jumlahnya sehingga banyak sekali para ulama yang berlomba untuk mencari dan mengumpulkan nama-nama Allah menjadi genap 99. Akibatnya, muncullah nama-nama itu dengan berbagai versi. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa nama-nama itu hanya Allah sendiri yang berhak menyematkannya sehingga nama-nama itu muncul dengan deklarasi Allah sendiri dalam Al-Quran.

Apa yang dipaparkan dalam klasifikasi materi Asmaul Husna adalah usaha mengenalkan nama-nama Allah yang muncul dalam Al-Quran, bukan yang lain, demi menjaga perbedaan pendapat yang berkembang berkaitan dengan perselisihan nama-nama Allah. Satu hal yang lebih penting dari semua itu adalah refleksi dan aplikasi dari nama-nama itu kedalam pribadi seorang muslim, penjelasan klasifikasi materi Asmaul Husna ini, yang diambil adalah sisi aplikatif doa asmaul husna , berdasar apa yang dipraktekan langsung dari Rasulullah saw atau yang diajarkannya kepada para sahabat, juga tidak lupa dilengkapi bahasan Mu’jam (kamus definitif) yang masih berkaitan dengan tema.

TERAPI QURANI

Al-Quran itu adalah petunjuk yang Allah swt turunkan untuk menjadi pedoman keselamatan manusia di dunia dan akhirat, termasuk bagaimana cara memperlakukan dunia ini sehingga kita tidak merasa berat menjalaninya. Kehidupan yang tengah kita jalani sekarang menyodorkan berbagai macam permasalahan dan kesulitan hidup sehingga kadang membuat kita merasa lelah dan penat menjalaninya. Tidak hanya itu, keindahan dan kenikmatannya pun terkadang membuat kita terlena sehingga lupa akan tujuan hakiki.

Kedua keadaan diatas Allah janjikan menjadi seimbang hanya dengan ingat kepadanya, yaitu dengan cara menjauhkan berbagai macam kotoran jiwa. Keberadaan Al-Quran akan mempermudah seseorang hamba untuk sampai kepada pencipta. Karena itu, Al-Quran menjanjikan pengobatan psikis tau sesuatu yang ada dalam dada manusia. Ini lah yang menjadi titik perhatian kami: mengompilasi dan menyajikan hadis-hadis yang berkaitan  dengan pembersihan jiwa atau Tazkiyatun Nafs, baik itu Hadis Nabawi yang diambil dari  kitab Riyadus Salihin karya Imam An-Nawawi, ataupun kitab Arbain An-Nawawiyyah, dan Hadis Qudsi yang sahih..

Harga Rp98.000,00
# belum termasuk ongkir
# sudah termasuk beasiswa santri yatim


Tidak ada komentar:

Posting Komentar